Negosiasi dagang AS-China akan membebani IHSG pada esok hari



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,17% atau 10,44 poin ke level 6.029,16 pada penutupan perdagangan Rabu (9/10). Sejumlah analis memproyeksikan IHSG akan diberatkan sentimen negosiasi dagang Amerika Serikat (AS) dan China pada perdagangan esok.   

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan, IHSG akan menguat dengan rentang 6.000-6.060. Adapun secara teknikal akan ada rebound dulu sesaat sebelum akhirnya terkoreksi lagi. “Sentimen yang mempengaruhinya karena adanya negosiasi dagang,” kata Herditya kepada Kontan.co.id, Rabu (9/10).

Herditya melihat pasar menyambut rencana negosiasi ini dengan harapan tensi perang dagang akan mereda. Tapi perdamaian kemungkinan belum terealisasi dalam jangka pendek. Jadi penguatan IHSG diproyeksikan hanya naik sedikit dan rebound sebentar.


Baca Juga: IHSG terus tertekan, apakah karena aksi short selling?

Adapun sentimen dalam negeri ditopang oleh neraca perdagangan September 2019 yang diproyeksikan akan lebih baik. Pada Agustus 2019 neraca dagang surplus tipis sebesar US$ 85,1 juta.

Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas justru memproyeksikan IHSG diprediksikan kembali melemah dengan pergerakan di kisaran 5.963-6.047. “Selain rilis data hari ini dari retail sales yang hanya tumbuh 1% dan masih di bawah harapan pasar, IHSG juga akan diberatkan sentimen eksternal,” ujarnya.

Sukarno menjelaskan, sentimen eksternal adalah investor yang lebih berhati-hati menunggu hasil pertemuan antara AS dan China pada akhir pekan ini.

Baca Juga: IHSG turun tipis pada akhir perdagangan Rabu (9/10)

Walau melemah, Sukarno tidak menampik IHSG masih ada potensi menguat karena nanti malam ada pidato Federal Reserve terkait arah kebijakan suku bunga. Jika pidatonya mengarah pada optimistis, potensi penurunan suku bunga mungkin bisa jadi sentimen positif buat pasar.

Sukarno mengatakan, jika melihat pergerakan teknikal indeks Dow Jones, ada potensi penurunan pasar lebih dahulu. Begitu juga EIDO yang memberi sinyal kemungkinan koreksi sehingga tidak mampu bertahan setelah menguji resistance.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati