Negosiasi dagang AS-China berlanjut di Washington pekan depan



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pembicaraan antara Amerika Serikat (AS) dan China untuk menyelesaikan sengketa dagang akan berlanjut di Washington pekan depan. Kedua pihak, dalam putaran ketiga pertemuan di Beijing yang berakhir hari ini mengungkapkan bahwa telah mencapai kemajuan negosiasi.

Gedung Putih berteguh pada tenggat waktu 1 Maret untuk mencapai kesepakatan, meski Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia akan melonggarkan deadline.

Jurubicara Gedung Putih Sarah Sanders dalam pernyataan mengungkapkan bahwa AS dan China akan menyelesaikan masalah perdagangan sebelum tenggat waktu 1 Maret. "Diskusi yang terperinci dan intensif ini menghasilkan kemajuan bagi kedua pihak. Tapi masih banyak yang harus dilakukan," kata Sanders seperti dikutip Reuters.


Xinhua melaporkan, AS dan China mencapai konsensus untuk beberapa masalah dalam pembicaraan terakhir Jumat (15/2). Beberapa diskusi melibatkan kesepakatan masalah ekonomi dan perdagangan tanpa merinci poin-poin yang diambil.

Sanders mengatakan bahwa kedua negara pekan ini fokus pada tema hak kekayaan intelektual, pertanian, jasa, hambatan nontarif dan nilai tukar, serta potensi pembelian barang dan jasa AS oleh China untuk mengurangi defisit dagang bilateral AS.

Hari ini, Presiden Xi Jinping bertemu dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin setelah sepekan negosiasi level senior dan deputi. "Pekan depan, kedua pihak akan bertemu lagi di Washington. Saya berharap ada para pihak akan mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan," ujar Xi.

Kemarin, Mnuchin menyebutkan bahwa pembicaraan kedua negara mencapai kemajuan bertahap. "Kami merasa telah membuat kejamuan dalam masalah yang sangat, sangat penting dan sangat sulit. Kami memiliki pekerjaan tambahan yang perlu dilakukan," imbuh Lighthizer.

Kedua pihat tidak merinci rencana untuk menurunkan tensi perang dagang yang menyebabkan demam ekonomi global dan gangguan rantai pasok manufaktur.

Menurut sumber Reuters, kedua pihak menemui jalan buntu pada beberapa hal penting. "Masih ada ketidaksepakatan pada hal-hal struktural dan penegakan hukum," imbuh si sumber.

Sementara itu, Gedung Putih jengkel karena adanya laporan bahwa Trump mempertimbangkan perpanjangan tenggat waktu hingga 60 hari. Larry Kudlow, Direktur US National Economic Council mengatakan bahwa tidak ada perpanjangan tenggat waktu.

Sebelumnya Reuters melaporka bahwa China berjanji untuk menyesuaikan program subsidi dengan aturan Word Trade Organization (WTO). Negosiator AS menyambut tawaran ini dengan skeptis.

Sejumlah industri AS pun memperingatkan pemerintah agar tidak meneken persetujuan berdasarkan rencana China untuk membeli sejumlah produk pertanian dan energi dari AS. John Neuffer, presiden dan CEO Semiconductor Industry Association mengatakan bahwa penawaran China untuk menambah pembelian semikonduktor sebesar US$ 200 miliar dalam enam tahun merupakan upaya untuk mengatur kembali rantai pasok.

"Kami yakin negosiator pemerintah AS akan dengan bijak menolak tawaran ini dan terus mendorong reformasi yang berarti dan akan menciptakan posisi yang adil dan setara bagi perusahaan AS yang berbisnis di China," kata dia.

Editor: Wahyu T.Rahmawati