Negosiasi Damai Rusia-Ukraina: AS Sebut Produktif, Ini Pembahasannya



KONTAN.CO.ID - Utusan khusus Amerika Serikat (AS) Steve Witkoff menyebut rangkaian pembicaraan antara Amerika Serikat, Eropa, Ukraina, dan Rusia yang digelar selama tiga hari terakhir di Florida sebagai pertemuan yang produktif dan konstruktif.

Pembahasan difokuskan pada upaya menyelaraskan posisi guna mengakhiri perang Rusia–Ukraina yang telah berlangsung hampir empat tahun.

Melansir Reuters Senin (22/12/2025), Witkoff mengatakan, pertemuan tersebut bertujuan membangun pendekatan strategis bersama antara Ukraina, Amerika Serikat (AS), dan Eropa.


Baca Juga: ASEAN Upayakan Penyelesaian Konflik Thailand–Kamboja Lewat Pertemuan di Malaysia

Ia juga menyebut diskusi terpisah dengan perwakilan Rusia sama-sama menunjukkan perkembangan positif.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya menekan Ukraina dan Rusia agar segera mencapai kesepakatan damai.

Namun, proses negosiasi masih menghadapi hambatan besar karena Rusia ingin mempertahankan wilayah Ukraina yang telah direbut, sementara Kyiv menolak menyerahkan kedaulatannya.

Pada Sabtu (21/12), Witkoff dan penasihat Trump, Jared Kushner, bertemu dengan utusan khusus Presiden Rusia Vladimir Putin, Kirill Dmitriev.

Sehari setelahnya, mereka menggelar pertemuan lanjutan dengan pejabat Ukraina dan Eropa, termasuk delegasi Ukraina yang dipimpin oleh Rustem Umerov.

Dalam unggahan media sosialnya, Witkoff menyatakan Rusia tetap berkomitmen untuk mencapai perdamaian di Ukraina dan menghargai peran AS dalam upaya penyelesaian konflik serta pemulihan stabilitas global.

Baca Juga: 15 Tahun Pascafukushima, Jepang Siap Nyalakan Kembali PLTN Terbesar Dunia

Sementara itu, ajudan kebijakan luar negeri Kremlin, Yuri Ushakov, mengatakan masukan dari Ukraina dan Eropa telah diterima dan akan menjadi dasar Rusia dalam merumuskan posisi lanjutan, termasuk dalam komunikasi berikutnya dengan pihak Amerika Serikat.

Pertemuan di Miami tersebut merupakan bagian dari rangkaian negosiasi atas rancangan rencana damai 20 poin yang disusun AS.

Witkoff menjelaskan pembahasan utama mencakup pengembangan rencana tersebut, kerangka jaminan keamanan multilateral, jaminan keamanan dari AS untuk Ukraina, serta aspek ekonomi dan pembangunan kembali Ukraina pascaperang.

Negosiator juga menaruh perhatian besar pada penentuan jadwal dan tahapan langkah lanjutan.

Meski terdapat laporan kemajuan terkait jaminan keamanan bagi Ukraina, belum ada kepastian apakah skema tersebut akan diterima oleh Moskow.

Baca Juga: AS Kejar Kapal Tanker Minyak Ketiga di Dekat Venezuela

Di sisi lain, laporan intelijen Amerika Serikat menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin dinilai belum sepenuhnya meninggalkan ambisi untuk menguasai wilayah Ukraina.

Menanggapi laporan tersebut, Direktur Intelijen Nasional AS Tulsi Gabbard menegaskan Rusia saat ini tidak memiliki kemampuan untuk menaklukkan dan menduduki seluruh Ukraina, apalagi Eropa.

Senator Partai Republik Lindsey Graham menyatakan masih belum jelas apakah Putin akan menerima proposal damai yang ada.

Jika Rusia menolak, Graham mendorong pemerintahan Trump untuk memperketat tekanan, termasuk dengan menyita kapal pengangkut minyak Rusia yang terkena sanksi serta mempertimbangkan penetapan Rusia sebagai negara sponsor terorisme.

Selanjutnya: Kontraktor China Garap Proyek Mayapada Hospital

Menarik Dibaca: 7 Rekomendasi Drama Korea Bertema Ibu dengan Cerita Menyentuh