JAKARTA. Pengambilalihan saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) belum mencapai titik temu. Alhasil, pemerintah pun akan terbang ke Jepang besok lusa (3/10) untuk menuai kesepakatan. Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, masih ada selisih nilai buku antara pemerintah dengan Nippon Asahan Aluminium (NAA). Sayangnya, mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia enggan membeberkan berapa selisih nilai buku itu. "Pokoknya selisih sudah turun, tetapi belum di tengah," ujar Hidayat usai rapat kerja Inalum di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Selasa (1/10). Nanti, lanjut Hidayat, akan dibentuk tim kecil yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Kementerian Perindustrian. Tim inilah yang akan berangkat untuk melakukan negosiasi dengan NAA di Jepang. Tidak ada deadline kesepakatan dalam hal ini. Jika angkanya belum cocok, akan ada master agreement yang mengatur soal itu. "Jadi tetap proyeknya diambil alih 31 Oktober nanti," tandasnya. Asal tahu saja, rencananya pemerintah akan menjadikan Inalum sebagai perusahaan pelat merah alias BUMN. Sebab, dengan pengambilalihan tersebut, pemerintah akan menguasai 100% saham perusahaan pengolahan bauksit menjadi aluminium ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Negosiasi Inalum, Pemerintah akan ke Jepang
JAKARTA. Pengambilalihan saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) belum mencapai titik temu. Alhasil, pemerintah pun akan terbang ke Jepang besok lusa (3/10) untuk menuai kesepakatan. Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, masih ada selisih nilai buku antara pemerintah dengan Nippon Asahan Aluminium (NAA). Sayangnya, mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia enggan membeberkan berapa selisih nilai buku itu. "Pokoknya selisih sudah turun, tetapi belum di tengah," ujar Hidayat usai rapat kerja Inalum di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Selasa (1/10). Nanti, lanjut Hidayat, akan dibentuk tim kecil yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Kementerian Perindustrian. Tim inilah yang akan berangkat untuk melakukan negosiasi dengan NAA di Jepang. Tidak ada deadline kesepakatan dalam hal ini. Jika angkanya belum cocok, akan ada master agreement yang mengatur soal itu. "Jadi tetap proyeknya diambil alih 31 Oktober nanti," tandasnya. Asal tahu saja, rencananya pemerintah akan menjadikan Inalum sebagai perusahaan pelat merah alias BUMN. Sebab, dengan pengambilalihan tersebut, pemerintah akan menguasai 100% saham perusahaan pengolahan bauksit menjadi aluminium ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News