Negosiasi kontrak proyek MRT dimulai hari ini



JAKARTA. Negosiasi kontrak pembangunan infrastruktur moda transportasi massal mass rapid transit (MRT) antara PT MRT Jakarta dengan dua konsorsium pemenang lelang dilakukan hari ini, Kamis 930/5).

Diharapkan, Juli mendatang, kontrak kerja sudah diteken sehingga pembangunan fisik tiga paket proyek bawah tanah atau underground atau bisa langsung dimulai.

Komisaris Utama PT MRT Jakarta, Erry Riyana Hardjapamekas mengatakan, ada beberapa pasal yang dibahas dalam negosiasi kontrak, seperti nilai kontrak dan lain-lain. Sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalahpahaman atau wan prestasi.


"Sudah mulai negosiasi kontrak hari ini antara direksi dengan kontraktor. Kalau lancar dan sepakat langsung teken kontrak. Kita duduk bareng, ini bagaimana, syaratnya apa. Paling ada beberapa item yang perlu dirundingkan dan disepakati baru kontraknya diteken," kata Erry, seperti yang dilansir situs BeritaJakarta.com, milik Pemprov DKI Jakarta, Kamis (30/5).

Setelah adanya kesepakatan kontrak kerja, groundbreaking atau peletakan batu pertama akan dilaksanakan paling lambat dua pekan setelah kontrak diteken. "Insya Allah groundbreaking jadi dilakukan tahun ini, sekitar bulan Juli sesuai dengan rencana," ujarnya.

Pengerjaan fisik yang akan dilakukan untuk fase pertama, yakni tiga paket konstruksi fisik bawah tanah dari Bundaran Hotel Indonesia-Blok M. Sementara, untuk pelaksanaan paket konstruksi elevated atau layang yang hingga kini belum ditentukan pemenangnya.

Namun, hal itu tidak akan mengganggu jalannya konstruksi fisik underground. Karena keduanya bisa dikerjakan secara simultan dan beriringan.

"Saya tidak tahu kenapa. Tapi selama ini jalan, bisa saja ditengah-tengah pengerjaan konstruksi ditentukan pemenang lelang paket konstruksi elevated. Jadi tidak harus menunggu konstruksi bawah tanah selesai dulu, baru mengerjakan yang elevated. Pokoknya bisa dijalankan secara beriringan," katanya.

Seperti diketahui, perusahaan pemenang tender yang akan membangun paket underground yakni joint venture Shimizu-Obayashi-Wijaya Karya-Jaya Construction untuk dua paket. Serta Sumitomo Mitsui Construction Company (SMCC)-Hutama Karya dipilih untuk mengerjakan satu paket.

Japan International Cooperation Agency (JICA) selaku pemberi pinjaman terus ikut dalam proses tender sampai tanda tangan definitif kontrak dengan kontraktor. Diharapkan dukungan publik untuk kelancaran proyek MRT Jakarta terutama saat awal konstruksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri