Nelayan Penangkap Dukung Dibukanya Keran Ekspor Benih Lobster



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberi sinyal akan membuka lagi keran ekspor benih lobster ke Vietnam. Hal itu mendapat sambutan hangat dari nelayan tangkap di daerah Batu Nampar di kecamatan Jerowaru, Lombok Timur, NTB.

Sebut saja Basri, salah satu nelayan tangkap sekaligus pembudidaya lobster di desa tersebut. Ia menyambut gembira sinyal KKP yang memperbolehkan kembali ekspor benih lobster yang sebelumnya dilarang pada masa Menteri Susi Pudjiastuti

"Sisi positif nya bagi nelayan sih banyak sekali bagi kami tentunya dari segi pemenuhan kebutuhan sehari-hari," ujar Basri saat dihubungi KONTAN, Selasa (16/1).


Baca Juga: Ekspor Benur Lobster Hanya Menguntungkan Eksportir

Pasalnya, butuh jangka waktu yang lama untuk melakukan budi daya lobster. Diketahui, lobster ukuran dewasa masih sama aturannya, yakni pada jenis lobster pasir lebih dari 6 cm, berat di atas 150 gram. Kemudian jenis lainnya di atas 200 gram.

Hal tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17 Tahun 2021.

"Nelayan dan pembudidaya soal keran ekspor benur dibuka justru menguntungkan karena nilai jualnya kan bagus jadi buat jangka pendek itu kita kan butuh beli kebutuhan pangan sehari-hari biaya sekolah jadi bisa lebih cepat dapat untungnya daripada menunggu budi daya," ungkapnya.

Baca Juga: Kebijakan Ekspor Benih Lobster Dinilai Terlantarkan Pembudidaya Lokal

Untuk itu, Basri mewakili nelayan tangkap di desa Nampar mengaku sangat mendukung pemerintah untuk segera membuka keran ekspor tersebut

Bagi kami para nelayan tidak ada minusnya justru plus justru kami para nelayan butuh sekali Keran ekspor ini dibuka

"Dibuat ekspor lobster itu kan ada syaratnya 165 g sampai 200 ke atas jadi 150 ke bawah kan tidak boleh nah untuk bisa mencapai syarat itu tuh butuh waktu delapan bulan sampai satu tahun jadi kalau untuk untuk dipertanyakan tentang perhitungannya valuasi nilai bisnis lebih menguntungkan ekspor benur. Karena tidak butuh jangka waktu yang panjang," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .