Neraca dagang Agustus diperkirakan kembali surplus



KONTAN.CO.ID - Lonjakan impor Juli 2017 tidak akan terjadi di Agustus 2017. Usai Lebaran, diperkirakan tren impor bakal kembali ke level normal. Kembalinya kinerja impor ke kondisi normal ini akan membuat neraca perdagangan Agustus 2017 akan kembali surplus. 

Pada Juli 2017, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia sebesar US$ 13,89 miliar. Nilai itu naik 39% dibanding bulan sebelumnya dan naik 54,02% dibandingkan Juli 2016 atau year on year (yoy). Lonjakan impor mendongkrak pertumbuhan ekonomi karena sebagian besar impor merupakan barang modal dan bahan baku/penolong bagi industri manufaktur.

Sedangkan Agustus 2017, Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo memprediksi, impor bakal turun dibandingkan Juli 2017, tapi lebih besar dari Juni 2017. Soal berapa nilai impor Agustus 2017, Dody masih belum mengatakan. 


Dody menampik jika melambatnya impor mengindikasikan perlambatan ekonomi. Sebab kegiatan impor biasanya untuk persiapan kebutuhan dua atau tiga bulan ke depan. "Dibanding Juni, impor Agustus masih lebih tinggi. Cerita impor masih inline dengan investasi dan konsumsi," tambah Doddy, Rabu (13/9).

Sedangkan untuk proyeksi ekspor Agustus 2017, Dody memperkirakan masih akan tumbuh. Dengan begitu maka neraca dagang Agustus 2017 akan surplus. Sebelumnya pada Juli 2017, neraca perdagangan tercatat defisit sebesar US$ 271,2 juta. 

Ekonom Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara sependapat. Menurutnya laju impor kembali ke level normal pada Agustus 2017 dan diperkirakan hanya tumbuh 12% (yoy). Sedangkan ekspor diperkirakan naik 15% (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan Juli 2017 yang sebesar 41,12% (yoy).

Dengan begitu neraca dagang Agustus 2017 akan surplus sekitar US$ 650 juta-US$ 780 juta. "Ini wajar karena periode normalisasi neraca perdagangan berkaitan dengan kembalinya aktivitas ekspor impor paska libur Lebaran yang efeknya baru terasa di bulan Agustus," kata Bhima, Kamis (14/9).

Meski laju impor melambat, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap meningkat. Alasannya impor masih tumbuh dan didominasi oleh bahan baku atau penolong dan barang modal. "Ini menandakan sektor industri terutama yang mengandalkan bahan baku impor kembali bergeliat," katanya.

Sedangkan Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan neraca dagang Agustus 2017 surplus US$ 734 juta. Nilai ekspor tumbuh 14% (yoy) dan impor naik 11,4% (yoy). Lalu Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra memproyeksikan neraca dagang Agustus 2017 surplus US$ 661 juta. Dengan pertumbuhan ekspor dan impor masing-masing 7,9% (yoy) dan 5,7% (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati