KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan selama Mei 2018 mengalami defisit sebesar US$ 1,52 miliar atau sekitar Rp 21,4 triliun, mengecil dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 1,63 miliar. Defisit ini disebabkan laju impor yang lebih tinggi dibandingkan ekspor. Nilai impor tercatat sebesar US$ 17,64 miliar atau naik 9,17% dibanding April,dan naik 28,12% dibanding Mei 2017 Bila dirinci, impor barang konsumsi mengalami pertumbuhan paling tinggi yakni naik 14,88% dari bulan sebelumnya menjadi US$ 1,73 miliar. Hal ini didorong oleh meningkatnya kebutuhan konsumsi jelang Ramadan dan Lebaran.
Neraca dagang defisit, impor barang konsumsi bisa lebih rasional lagi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan selama Mei 2018 mengalami defisit sebesar US$ 1,52 miliar atau sekitar Rp 21,4 triliun, mengecil dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 1,63 miliar. Defisit ini disebabkan laju impor yang lebih tinggi dibandingkan ekspor. Nilai impor tercatat sebesar US$ 17,64 miliar atau naik 9,17% dibanding April,dan naik 28,12% dibanding Mei 2017 Bila dirinci, impor barang konsumsi mengalami pertumbuhan paling tinggi yakni naik 14,88% dari bulan sebelumnya menjadi US$ 1,73 miliar. Hal ini didorong oleh meningkatnya kebutuhan konsumsi jelang Ramadan dan Lebaran.