Neraca dagang defisit, rupiah justru ditutup menguat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali melanjutkan tren positif dan berhasil menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (17/2).

Mengutip dari Bloomberg, rupiah spot menguat 0,24% ke level Rp 13.660 per dolar AS. Pada penutupan Jumat (14/2), mata uang garuda ini berada di level Rp 13.693 per dolar AS.

Sementara pada kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah juga berhasil menguat 0,10% menjadi Rp 13.693 per dolar AS.


Penguatan ini disebut oleh analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan lebih karena oleh faktor eksternal. Sebab pada hari ini, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan neraca dagang kembali defisit di Januari 2020 sebesar US$ 864 juta.

Baca Juga: Neraca dagang alami defisit US$ 864 juta di Januari, ini penjelasan lengkap BPS Neraca dagang alami defisit US$ 864 juta di Januari, ini penjelasan lengkap BPS

“Seharusnya jika neraca dagang kembali defisit, maka rupiah akan tertekan. Namun dengan penguatan yang terjadi, mengindikasikan data tersebut efeknya kecil,” jelas Yudi kepada Kontan.co.id, Senin (17/2).

Dia melihat, penguatan rupiah justru didorong oleh sentimen eksternal. Sebab pergerakan dolar AS sudah mulai melemah setelah melalui rally yang cukup kencang. “Selain itu, adanya kabar bank sentral China akan memberi suntikan likuiditas untuk menggerakkan perekonomian. Kabar ini mendapat sambutan positif dari pelaku pasar sekaligus mendongkrak aset berisiko,” kata Yudi.

Baca Juga: Perkasa, rupiah hari ini ditutup menguat 0,24% ke level Rp 13.660 per dolar AS Perkasa, rupiah hari ini ditutup menguat 0,24% ke level Rp 13.660 per dolar AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati