Neraca dagang Maret berpotensi surplus



JAKARTA. Tanda-tanda fundamental ekonomi Indonesia yang membaik mulai terlihat konsisten sejak akhir tahun 2014. Desember 2014 neraca dagang tercatat surplus US$ 186,8 juta dan berlanjut pada Januari 2015 sebesar US$ 710 juta. Kini, data terbaru neraca dagang Februari 2015 mencatat surplus US$ 738,3 juta.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan neraca dagang Indonesia masih berpotensi surplus. Bila menilik data historikal, neraca dagang Maret cenderung selalu surplus. Tahun lalu neraca dagang Maret surplus US$ 673 juta. "Nilai tukar masih lemah sehingga impor masih mahal," ujar Sasmito, Senin (16/3).

Menurut Sasmito, nilai tukar yang melemah saat ini membuat impor relatif mahal sehingga impor barang-barang produksi turun. Para importir akhirnya memilih wait and see hingga dollar Amerika Serikat (AS) turun. Di sisi lain, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) memang berupaya untuk menurunkan impor dengan kebijakan ketat yang mereka lakukan.


Ia menambahkan, peluang semester pertama 2015 untuk surplus besar, namun pada semester kedua ketika realisasi infrastruktur dan impor barang modal melejit maka surplus akan sulit terjadi. "Sejauh ini surplus berarti kita bagus untuk antisipasi ke depan," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Harris Hadinata