Neraca dagang memperberat beban IHSG sesi II



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama hari ini, Jumat (1/11) ditutup melemah 50,67 poin atau turun 1,12% di angka 4.459,97.

Untuk sesi kedua, IHSG diproyeksi masih berkubang di zona merah. Penyebabnya adalah, munculnya sentimen negatif terutama dari dalam negeri.

Dimas Adrianto, Analis Asjaya Indosurya Securities menjelaskan, pelemahan IHSG sesi pertama terjadi setelah pasar merespons data neraca perdagangan yang defisit. Pelemahan diperkirakan masih akan terjadi hingga sesi dua nanti.


"Investor asing melakukan net sell dan nilai tukar rupiah terus melemah. Ini menunjukkan kekhawatiran investor asing akan risiko investasi melihat keadaan perekonomian Indonesia," terang Dimas kepada KONTAN, Jumat (1/11).

Dimas juga bilang, masih ada sentimen positif yang datang dari rendahnya tingkat inflasi di bulan Oktober 2013 sebesar 0,09%. Angka tersebut lebih rendah dari perkiraan sekitar 0,4% - 0,6% dan indeks PMI manufaktur meningkat di bulan Oktober sebesar 50,9 dari 50,2 di bulan September.

 Dimas pun memprediksi, IHSG sesi II berada di rentang level support 4.380 dan level resistance 4.520. Adapun saham yang direkomendasikan adalah saham-saham dengan kinerja bagus pada kuartal III yang melemah.

Satrio Utomo, Analis Universal Broker agak berbeda pendapat. Dia mengakui memang IHSG mendapat tekanan dari aksi jual oleh investor asing. Selain itu IHSG mendapat sentimen negatif dari ditutupnya pelemahan Dow Jones.

"Namun, Indeks Hang Seng dan Shanghai naik jadi diperkirakan IHSG geraknya akan bervariasi," tutur Satrio. Dia juga bilang jika melihat laporan keuangan yang sudah dirilis para emiten menunjukkan bahwa fundamental IHSG dalam posisi yang kuat.

Satrio bilang IHSG sudah menembus level support yang kuat di angka 4.500 sehingga level support berikutnya di angka 4.400. Adapun level resistance berada di rentang 4.500 - 4.600. "Saham yang direkomendasikan buy on weakness seperti BMRI, BBRI, BBNI, UNVR, dan ICBP," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri