JAKARTA. Kondisi neraca dagang yang surplus ternyata tidak berlanjut di 2014. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Januari 2014 defisit sebesar US$ 430,6 juta. Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono mengatakan, defisit yang terjadi di Januari 2014 ini lebih besar dibanding defisit bulan yang sama tahun 2013 kemarin. "Tahun kemarin di Januari defisitnya US$ 74,7 juta," ujar Adi dalam konferensi persnya di Jakarta, Senin (3/3). Tercatat ekspor di Januari 2014 sebesar US$ 14,48 miliar, sedangkan impor sebesar US$ 14,92 miliar. Adi menjelaskan defisit di Januari ini lebih disebabkan defisit hasil minyak. Impor hasil minyak tercatat US$ 2,34 miliar. Sedangkan ekspor hasil minyak hanya US$ 293,8 juta. Alhasil terjadi defisit US$ 2,05 miliar. Sebelumnya Menteri Keuangan Chatib Basri menjelaskan neraca dagang Januari memang akan lemah karena biasanya di awal tahun kontrak baru dimulai untuk ekspor. Meskipun begitu, pPemerintah berharap masih ada potensi untuk surplus. Adapun selama tiga bulan terakhir 2013 kemarin Indonesia mengalami surplus neraca dagang. Terbesar adalah Desember 2013 yang mencapai US$ 1,54 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Neraca dagang pada Januari 2014 kembali defisit
JAKARTA. Kondisi neraca dagang yang surplus ternyata tidak berlanjut di 2014. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Januari 2014 defisit sebesar US$ 430,6 juta. Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono mengatakan, defisit yang terjadi di Januari 2014 ini lebih besar dibanding defisit bulan yang sama tahun 2013 kemarin. "Tahun kemarin di Januari defisitnya US$ 74,7 juta," ujar Adi dalam konferensi persnya di Jakarta, Senin (3/3). Tercatat ekspor di Januari 2014 sebesar US$ 14,48 miliar, sedangkan impor sebesar US$ 14,92 miliar. Adi menjelaskan defisit di Januari ini lebih disebabkan defisit hasil minyak. Impor hasil minyak tercatat US$ 2,34 miliar. Sedangkan ekspor hasil minyak hanya US$ 293,8 juta. Alhasil terjadi defisit US$ 2,05 miliar. Sebelumnya Menteri Keuangan Chatib Basri menjelaskan neraca dagang Januari memang akan lemah karena biasanya di awal tahun kontrak baru dimulai untuk ekspor. Meskipun begitu, pPemerintah berharap masih ada potensi untuk surplus. Adapun selama tiga bulan terakhir 2013 kemarin Indonesia mengalami surplus neraca dagang. Terbesar adalah Desember 2013 yang mencapai US$ 1,54 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News