Neraca dagang surplus, BI bisa turunkan bunga



JAKARTA. Neraca dagang Juli 2015 surplus tinggi yaitu mencapai US$ 1,33 miliar. Surplus ini kembali terjadi lantaran impor yang turun jauh lebih besar dibanding ekspor yaitu mencapai 28,44%.

Impor Juli 2015 tercatat US$ 10,08 miliar atau turun 28,44% dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 14,08 miliar. Untuk ekspor, pada Juli 2015 sebesar US$ 11,41 miliar, turun 19,23% dari Juli 2014 US$ 14,12 miliar.

Ekonom Credit Suisse Group AG Santitarn Sathirathai berpendapat dengan lemahnya pertumbuhan dan meningkatnya surplus neraca dagang memberikan peluang bagi Bank Indonesia (BI) untuk mengubah kebijakan moneternya. Pasalnya defisit transaksi berjalan bakal berpeluang rendah tahun ini.


Menurut Sathirathai, defisit transaksi berjalan tahun ini dapat lebih rendah dari rendah dari perkiraan 2,7% dari PDB. "Pertumbuhan yang lemah dan moderasi pada inflasi membuka ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunganya akhir tahun ini," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (18/8).

Di sisi lain, Ekonom UOB Ho Woei Chen melihat ekspor dan impor Juli yang turun merupakan hasil pelemahan permintaan global dan penurunan harga komoditas. Hal ini mengindikasikan bahwa outlook triwulan III 2015 akan rendah untuk manufaktur dan permintaan konsumsi rumah tangga.

Alhasil tanpa sektor komoditas, akselerasi pengeluaran fiskal adalah kunci penting untuk mendorong pertumbuhan semester kedua. Pertumbuhan ekonomi untuk mencapai 5% hingga akhir tahun membutuhkan usaha keras bagi pemerintah untuk mendongkraknya dari posisi 4,7% pada semester pertama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia