Neraca Jasa Defisit, Ekonom: Imbas Kenaikan Harga Minyak dan Kegiatan Pariwisata



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melaporkan, neraca perdagangan jasa mengalami defisit sebesar US$ 4,4 miliar pada kuartal I-2024, lebih rendah dibandingkan defisit pada kuartal sebelumnya yang tercatat US$ 5 miliar.

Chief Economist Citibank NA Indonesia (Citi Indonesia) Helmi Arman mengatakan bahwa neraca perdagangan yang mengalami defisit bukan sesuatu hal yang baru.

Menurutnya, salah satu penyebab dari defisitnya neraca perdagangan jasa ialah gejolak harga minyak. Jika harga minyak dunia tinggi umumnya rate freight yang dibayarkan juga lebih tinggi.


"Sehingga defisit dari neraca perdagangan jasa itu membesar," kata Helmi dalam agenda konferensi pers Citi Indonesia di Jakarta, Rabu (22/5).

Baca Juga: Neraca Perdagangan Jasa Defisit US$ 4,4 Miliar di Kuartal I-2024

Helmi memproyeksikan, pasokan minyak dunia akan mengalami oversupply sehingga harga minyak akan cenderung bearish. Oleh karenanya, ia perkirakan harga minyak dunia akan berada pada level  US$ 70 per barel hingga US$ 80 per barel hingga akhir tahun.

"Sehingga penurunan harga minyak itu seharusnya membantu mengurangi cost dari freight rate dan menurunkan defisit perdagangan jasa kita," ucapnya.

Selain harga minyak, neraca perdagangan jasa juga dipengaruhi oleh faktor semakin normalnya kegiatan pariwisata internasional.

"Kedatangan turis dari mancanegara itu semakin normal dan ini juga membantu menstabilkan defisit neraca perdagangan jasa," ucapnya.

Pada laporan BI tersebut, jasa transportasi masih menjadi komponen terbesar penyumbang defisit neraca perdagangan jasa. 

Tercatat, jasa transportasi mengalami defisit sebesar US$ 2,4 miliar pada kuartal I-2024 atau relatif sama dengan kuartal sebelumnya.

Impor jasa transportasi meningkat terutama didorong kenaikan jasa transportasi penumpang, sejalan dengan kenaikan jumlah kunjungan wisatawan nasional ke luar negeri.

Di sisi lain, ekspor jasa transportasi juga meningkat didorong kenaikan penerimaan jasa pengangkutan barang seiring naiknya rate freight di awal tahun dampak dari ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Juga: Neraca Pembayaran RI Defisit US$ 6 Miliar pada Kuartal I, Ekonom Soroti Hal Ini

Selanjutnya, penerimaan jasa perjalanan dari wisatawan mancanegara (wisman) tercatat sebesar US$ 3,6 miliar, atau lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal IV-2023 yang sebesar US$ 3,5 miliar.

Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh meningkatnya pengeluaran wisman selama kunjungan ke Indonesia yang didominasi oleh kenaikan wisman asal China. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi