Neraca Jasa RI Alami Defisit pada Awal Tahun, Pengamat: Bisa Melemahkan Rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melaporkan, neraca perdagangan jasa mengalami defisit sebesar US$ 4,4 miliar pada kuartal I-2024, lebih rendah dibandingkan defisit pada kuartal sebelumnya yang tercatat US$ 5 miliar.

Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, defisit neraca perdagangan jasa berdampak pada capital outflow yang bisa menguatkan permintaan valuta asing.

"Dampak dalam jangka menengah bisa melemahkan rupiah," kata Nailul kepada Kontan, Minggu (26/5).


"Contohnya ketika orang mau berlibur ke Thailand, permintaan baht Thailand akan meningkat. Maka penting untuk menurunkan defisit melalui peningkatan wisatawan mancanegara. Jika tidak, saya rasa akan semakin tinggi defisitnya," sambungnya.

Baca Juga: Pengamat: Indonesia Perlu Mencontoh Keberhasilan Skema Student Loan di Luar Negeri

Nailul memaparkan, wisatawan mancanegara akan meningkat seiring dengan masuknya musim panas. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan tersebut, maka nilai ekspor jasa perdagangan transportasi juga ikut terkerek.

Lebih lanjut, Nailul juga menyoroti jasa perjalanan transportasi pada kuartal I-2024 tidak setinggi pada akhir tahun, di mana ada libur akhir tahun dan banyak dimanfaatkan masyarakat Indonesia untuk berlibur ke luar negeri.

"Sedangkan di awal tahun biasanya tidak terlampau tinggi," ucapnya.

Kemudian, Ia menjelaskan bahwa arus wisatawan mancanegara pada kuartal I-2024 lebih tinggi dibandingkan kuartal yang sama di 2023. 

"Arus wisman yang masuk lebih besar secara tahunan. Maka defisit neraca perdagangan jasa menurun dibandingkan kuartal IV-2023," terangnya.

Baca Juga: Ada Insentif Bagi Eksportir, BI Yakin Penempatan DHE SDA akan Meningkat

Sebagai informasi tambahan, pada laporan BI tersebut juga dipaparkan bahwa jasa transportasi masih menjadi komponen terbesar penyumbang defisit neraca jasa.

Tercatat, jasa transportasi mengalami defisit sebesar US$ 2,4 miliar pada kuartal I-2024 atau relatif sama dengan kuartal sebelumnya. Impor jasa transportasi meningkat terutama didorong kenaikan jasa transportasi penumpang, sejalan dengan kenaikan jumlah kunjungan wisatawan nasional ke luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi