Neraca migas defisit, ekonom: Kinerja ekspor migas yang memburuk



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca minyak dan gas (migas) sepanjang tahun 2019 mengalami defisit sebesar US$ 9,35 miliar. Meski mengalami defisit, ini lebih rendah dari defisit sepanjang tahun sebelumnya yang sebesar US$ 12,70 miliar.

Menurut peneliti ekonomi senior Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi, penurunan defisit neraca migas tersebut juga merupakan buah dari langkah pembatasan impor migas oleh pemerintah.

"Kalau dilihat, impor tercatat turut cukup signifikan dan penurunan impor migas terjadi pada komponennya," ujar Eric kepada Kontan.co.id, Rabu (15/1).

Baca Juga: Defisit neraca dagang memperberat IHSG pada Kamis (16/1)

Menurut BPS, nilai impor migas sepanjang tahun 2019 tercatat sebesar US$ 21,89 miliar atau turun 26,73% yoy dari sepanjang tahun 2018 yang mencapai US$ 29,87 miliar.

Ini terdiri dari impor minyak mentah yang terkoreksi 37,73% yoy menjadi US$ 5,70 miliar, impor hasil minyak yang turun 22,50% yoy menjadi US$ 13,67 miliar, dan impor gas yang turun 18,17% yoy sebesar US$ 2,50 miliar.

Defisit neraca migas pada sepanjang tahun 2019 tersebut dirasa Eric adalah imbas dari kinerja ekspor migas yang memburuk. Hal ini juga terlihat dari data BPS yang menyebut bahwa nilai ekspor migas sepanjang tahun 2019 yang tercatat turun 27% yoy menuju US$ 12,54 miliar.

Editor: Yudho Winarto