KONTAN.CO.ID - JAKARTA Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III-2022 mencatatkan defisit sebesar US$ 1,3 miliar. Meski mencatatkan defisit, NPI dinilai masih tetap baik, sehingga dapat menopang ketahanan eksternal. Defisit NPI terjadi karena surplus transaksi berjalan lebih rendah dibandingkan defisit transaksi modal dan finansial. Tercatat, surplus transaksi berjalan sebesar US$ 4,4 miliar atau 1,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Bahkan nilai transaksi berjalan tersebut lebih tinggi dari pencapaian surplus pada kuartal sebelumnya sebesar US$ 4 miliar, atau 1,2% dari PDB.
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, membaiknya kinerja transaksi berjalan tersebut bersumber dari peningkatan surplus neraca perdagangan non migas seiring dengan tetap kuatnya permintaan ekspor dari negara mitra dagang dan harga komoditas global yang masih tinggi, serta berkurangnya defisit neraca perdagangan migas sejalan dengan penurunan harga minyak dunia. Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer juga sedikit lebih rendah seiring dengan penurunan pembayaran imbal hasil investasi langsung, Di sisi lain, defisit neraca jasa tercatat lebih tinggi sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat dan berlanjutnya pemulihan ekonomi domestik.
Baca Juga: BI Optimistis Kurs Rupiah Kembali Menguat Berkat Fundamental Ekonomi Indonesia Kemudian, transaksi modal dan finansial mencatat defisit sebesar US$ 6,1 miliar atau 1,8% dari PDB , dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan defisit US$ 1,2 miliar atau 0,3% dari PDB pada kuartal II-2022. Erwin bilang, kinerja transaksi modal dan finansial pada kuartal III-2022 ditopang oleh investasi langsung di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Kepercayaan investor asing terhadap prospek perekonomian Indonesia dan iklim investasi yang masih terjaga mendorong investasi langsung membukukan arus masuk neto (surplus) investasi langsung senilai US$ 2,8 miliar pada kuartal III-2022, atau lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 3,4 miliar. Di sisi lain, kinerja investasi portofolio pada kuartal III-2022 mencatat defisit sebesar US$ 3,1 miliar. Defisit investasi portofolio pada kuartal III-2022 tersebut bersumber dari sektor swasta dan publik yang keduanya mencatat arus keluar neto sebesar US$ 1,9 miliar dan US$ 1,2 miliar.
"Transaksi investasi lainnya juga mencatat kenaikan defisit disebabkan oleh peningkatan aset swasta, terutama yang terkait dengan operasional kegiatan usaha," kata Erwin dalam keterangan resminya, Jumat (18/11).
Baca Juga: Gubernur BI: Rupiah Bisa Menguat Didukung Fundamental Ekonomi RI Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan yang didukung koordinasi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari