JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia (NPI) kembali mengalami defisit. Di tahun 2008 ini adalah yang kedua, setelah sebelumnya terjadi pada April lalu. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan nilai ekspor mencapai US$ 12,55 miliar, sementara impor US$ 12,82 miliar. "Neraca perdagangan Indonesia Juli defisit US$ 270 juta," kata Rusman, Senin (1/9).Nilai ekspor Juli mengalami penurunan 2,65% dari bulan lalu. Ekspor migas turun 3,55% dari US$ 2,98 miliar jadi US$ 2,87 miliar. Adapun nilai impor Juli meningkat 6,59% dari Juni. Impor migas itu naik 27,88% menjadi US$ 3,57 miliar. Sedang impor nonmigas itu naik 72,12% menjadi US$ 9,24 miliar.Secara kumulatif, dari Januari-Juli 2008, Indonesia masih alami surplus NPI sekitar US$ 5,15 miliar dengan total ekspor US$ 83,03 milliar dan impor sebesar US$ 77,88 milliar. "Kita perlu waspada karena surplus makin menipis," ujar Rusman. Lagi-lagi, Rusman menyebut penyebab defisit ini adalah penurunan ekspor minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil, CPO). Jika Juni lalu ekspor CPO masih US$ 2,06 miliar, bulan berikutnya menyusut hingga tersisa US$ 581 juta. Rusman menilai penurunan ekspor CPO ini terjadi karena harga CPO di pasar internasional sedang merosot, seiring ngedrop-nya harga minyak mentah.
Neraca Perdagangan Tekor US$ 270 juta
JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia (NPI) kembali mengalami defisit. Di tahun 2008 ini adalah yang kedua, setelah sebelumnya terjadi pada April lalu. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan nilai ekspor mencapai US$ 12,55 miliar, sementara impor US$ 12,82 miliar. "Neraca perdagangan Indonesia Juli defisit US$ 270 juta," kata Rusman, Senin (1/9).Nilai ekspor Juli mengalami penurunan 2,65% dari bulan lalu. Ekspor migas turun 3,55% dari US$ 2,98 miliar jadi US$ 2,87 miliar. Adapun nilai impor Juli meningkat 6,59% dari Juni. Impor migas itu naik 27,88% menjadi US$ 3,57 miliar. Sedang impor nonmigas itu naik 72,12% menjadi US$ 9,24 miliar.Secara kumulatif, dari Januari-Juli 2008, Indonesia masih alami surplus NPI sekitar US$ 5,15 miliar dengan total ekspor US$ 83,03 milliar dan impor sebesar US$ 77,88 milliar. "Kita perlu waspada karena surplus makin menipis," ujar Rusman. Lagi-lagi, Rusman menyebut penyebab defisit ini adalah penurunan ekspor minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil, CPO). Jika Juni lalu ekspor CPO masih US$ 2,06 miliar, bulan berikutnya menyusut hingga tersisa US$ 581 juta. Rusman menilai penurunan ekspor CPO ini terjadi karena harga CPO di pasar internasional sedang merosot, seiring ngedrop-nya harga minyak mentah.