JAKARTA. Hari masih pagi, namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah bergerak di dua zona hari ini (22/2). Sejumlah analis memprediksi IHSG rawan tergerus aksi ambil untung pelaku pasar.Analis Samuel Sekuritas Adrianus Bias mengungkapkan, IHSG masih memiliki gejala pelemahan. Terlebih bursa Amerika Serikat (AS) dan Eropa ditutup negatif kemarin. Adrianus menuturkan, pada Kamis (21/2) kemarin, penutupan IHSG diwarnai transaksi net buy asing sebesar Rp 770 miliar. Karena itu, indeks hari Jumat (22/2) ini, Adrianus memperkirakan transaksi akan diwarnai potensi net sell."Sejak awal tahun, posisi net buy asing mencapai Rp 13,5 triliun. Dan ini merupakan level tertinggi dalam satu setengah bulan ini," kata Adrianus kepada KONTAN pada Jumat (22/2).Ia memperkirakan saham-saham perbankan dan komoditas akan mengalami tekanan dan memiliki potensi koreksi profit taking. "Untuk saham yang berpotensi mengalami penguatan adalah saham consumer goods," tandasnya. Prediksinya, IHSG akan berada pada kisaran Rp 4.600- Rp 4.650. Senada dengan Adrianus, analis dari Milenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga juga melihat IHSG akan mengalami tekanan, terutama akibat profit taking di sektor perbankan dan komoditas. Sedangkan sektor consumer goods, properti dan infrastruktur masih memilili potensi menguat."Saya kira ini merupakan momentum profit taking karena kondisi zona Amerika dan Eropa melemah. Transaksi akan diwarnai oleh net sell," kata Desmon. Ia memperkirakan IHSG akan berada pada kisaran Rp 4.595 sampai dengan Rp 4.640.
Net buy asing sudah besar,IHSG rawan profit taking
JAKARTA. Hari masih pagi, namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah bergerak di dua zona hari ini (22/2). Sejumlah analis memprediksi IHSG rawan tergerus aksi ambil untung pelaku pasar.Analis Samuel Sekuritas Adrianus Bias mengungkapkan, IHSG masih memiliki gejala pelemahan. Terlebih bursa Amerika Serikat (AS) dan Eropa ditutup negatif kemarin. Adrianus menuturkan, pada Kamis (21/2) kemarin, penutupan IHSG diwarnai transaksi net buy asing sebesar Rp 770 miliar. Karena itu, indeks hari Jumat (22/2) ini, Adrianus memperkirakan transaksi akan diwarnai potensi net sell."Sejak awal tahun, posisi net buy asing mencapai Rp 13,5 triliun. Dan ini merupakan level tertinggi dalam satu setengah bulan ini," kata Adrianus kepada KONTAN pada Jumat (22/2).Ia memperkirakan saham-saham perbankan dan komoditas akan mengalami tekanan dan memiliki potensi koreksi profit taking. "Untuk saham yang berpotensi mengalami penguatan adalah saham consumer goods," tandasnya. Prediksinya, IHSG akan berada pada kisaran Rp 4.600- Rp 4.650. Senada dengan Adrianus, analis dari Milenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga juga melihat IHSG akan mengalami tekanan, terutama akibat profit taking di sektor perbankan dan komoditas. Sedangkan sektor consumer goods, properti dan infrastruktur masih memilili potensi menguat."Saya kira ini merupakan momentum profit taking karena kondisi zona Amerika dan Eropa melemah. Transaksi akan diwarnai oleh net sell," kata Desmon. Ia memperkirakan IHSG akan berada pada kisaran Rp 4.595 sampai dengan Rp 4.640.