Net sell asing diramal berakhir Oktober



KONTAN.CO.ID - Aliran dana investor asing terus keluar dari pasar. Secara year to date (ytd) per 6 September 2017, pemodal asing sudah mencatatkan net sell hingga Rp 2,66 triliun. Bahkan, hari ini, asing membukukan net sell sebesar Rp 1,77 triliun.

Tren net sell asing ini dinilai biasa terjadi terutama pada kuartal ketiga. Analis Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengungkapkan, net sell asing kemungkinan baru berakhir pada Oktober mendatang. Meski demikian, hal ini juga sangat tergantung terhadap sentimen yang ada di pasar.

"Kalau melihat secara historis, IHSG di kuartal 3 paling banyak terjadi net sell asing, apalagi di tahun ganjil. Hal ini terjadi dalam lima tahun terakhir, secara historis, Oktober asing mulai masuk kembali," papar Alfred, Rabu (6/9).


Dengan melihat kondisi rupiah yang cenderung masih stabil, Alfred beranggapan bahwa dana asing tersebut masih belum keluar dari pasar Indonesia, melainkan menunjukkan peralihan. Ia juga bilang, ada kemungkinan asing mengalihkan dananya ke surat utang negara (SUN) yang mencatatkan kelonjakan permintaan yang cukup besar.

Meski demikian, Alfred menyebut, mungkin saja asing masih memegang cash dan tidak menginvestasikannya dalam SUN, sehingga hal tersebut menjadi hot money, sehingga nilai tukar rupiah seharusnya diwaspadai.

Kondisi ini, menurut Alfred, justru menunjukkan kenyamanan pasar yang cukup kuat. Dalam beberapa tahun terakhir, porsi ekuitas terus meningkat, seperti bertambahnya porsi BPJS di pasar saham. Selain itu pelaksanaan tax amnesty juga cukup berpengaruh dengan dana repatriasi yang sudah masuk ke pasar saham.

Wilson Sofan, Kepala Riset Erdhika Elit Sekuritas mengatakan, kemungkinan investor asing memilih obligasi untuk berinvestasi. Pemilihan obligasi ini dengan pertimbangan obligasi dinilai lebih aman dibandingkan saham.

"Kalau net sell kemungkinan masih bisa berlanjut, sampai kondisi di Korea Utara mereda," kata Wilson, Rabu (6/9). Ia mengatakan bahwa investor saat ini baru keluar dari pasar saham saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini