Netanyahu Berharap Hubungan AS dan Arab Saudi Kembali Harmonis



KONTAN.CO.ID - TEL AVIV. Benjamin Netanyahu, yang akan kembali menjadi Perdana Menteri Israel, berharap Joe Biden bisa memperbaiki hubungan antara Amerika Serikat (AS) dengan Arab Saudi.

Menurut Netanyahu, hubungan keduanya akan memberikan keuntungan pada stabilitas kawasan Timur Tengah.

"Aliansi antara sekutu Amerika dan dengan Amerika adalah jangkar stabilitas di kawasan kami, dan menurut saya itu memerlukan penegasan ulang secara berkala, dan saya berharap dapat berbicara dengan Presiden Biden tentang itu," kata Netanyahu dalam wawancaranya dengan kantor berita Al Arabiya yang dikutip Bloomberg hari Jumat (16/12).

Nentanyahu menambahkan, hubungan antara AS dan Arab Saudi seharusnya bisa lebih stabil mengingat banyaknya kepentingan bersama kedua negara.

Baca Juga: Dicoret dari Badan HAM PBB, Iran Salahkan AS

"Saya pikir aliansi, aliansi tradisional, dengan Arab Saudi dan negara lain, harus ditegaskan kembali," lanjutnya.

Netanyahu sedang dalam pembicaraan lanjutan dengan partai-partai sayap kanan dan partai berbasis agama untuk kembali sebagai Perdana Menteri Israel setelah 18 bulan ada di kubu oposisi.

Pernyataannya tentang hubungan AS dan Arab Saudi cukup menunjukkan kesediaannya untuk terlibat dalam perselisihan minyak antara pemerintahan Biden dan Arab Saudi.

Lewat wawancara dengan media Saudi tersebut, Netanyahu juga seolah menunjukkan kepada Saudi bahwa dia dapat membantu meredakan ketegangan dengan AS, meski Israel dan Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik.

Baca Juga: Empat Warga Palestina Tewas dalam Serangan Tentara Israel di Tepi Barat

Salah satu kebijakan luar negeri utama Netanyahu adalah untuk memperluas hubungan Israel di kawasan, khususnya Arab Saudi. Salah satu alasannya adalah untuk melawan Iran.

Di sisi lain, para pejabat Arab Saudi secara terbuka bersikeras bahwa hubungan baik dengan Israel baru bisa terjadi setelah resolusi dari konflik Israel-Palestina lahir.

Netanyahu percaya dirinya mampu mengakhiri konflik Arab-Israel dan mencapai perdamaian dengan Palestina.

"Mencapai perdamaian dengan Arab Saudi dapat menandai lompatan kuantum dalam hubungan dua negara, dan benar-benar akan memajukan perdamaian dengan Palestina dengan meyakinkan para pemimpin Palestina untuk mengadopsi sikap yang berbeda dalam menerima Negara Israel," pungkasnya.