Netanyahu: Kami akan Terus Menyarang Hizbullah Tanpa Ampun



KONTAN.CO.ID - Militer Israel melanjutkan serangannya terhadap Lebanon pada hari Selasa (15/10) dengan tujuan untuk melenyapkan Hisbullah. Sehari sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berjanji akan terus melakukan serangan tanpa ampun.

"Kami akan terus menyerang Hisbullah tanpa ampun di seluruh wilayah Lebanon, termasuk Beirut," kata Netanyahu dalam pidatonya saat mengunjungi pangkalan militer dekat Binyamina, selatan Haifa, hari Senin (14/10).

Baca Juga: Netanyahu: Serangan Terhadap Hizbullah di Lebanon Bukan Akhir dari Segalanya


Pernyataan itu keluar setelah drone Hisbullah menyerang sebuah pangkalan militer Israel dan menewaskan 4 prajurit. 

Mengutip Arab News, Hisbullah mengatakan pejuangnya bentrok dengan pasukan Israel yang mencoba menyusup ke pinggiran desa Rab Tlatin. 

Kelompok militan Lebanon yang didukung Iran itu juga mengklaim telah meluncurkan rudal dan rentetan roket ke Israel utara.

Baca Juga: Serangan Drone Hisbullah ke Markas Militer Tewaskan Tentara Israel

Serangan Israel ke Lebanon

Militer Israel pada hari Selasa mengatakan pihaknya telah melenyapkan puluhan teroris dalam pertempuran jarak dekat dan serangan selama beberapa hari terakhir.

Perang antara Israel dan Hisbullah sedikitnya telah menewaskan 1.315 orang dalam sebulan terakhir. Jumlah korban sebenarnya kemungkinan lebih tinggi.

Kantor Berita Nasional Lebanon, NNA, mengabarkan bahwa Israel melancarkan sejumlah serangan udara pada Selasa pagi di Lembah Bekaa bagian timur dan berhasil melumpuhkan layanan sebuah rumah sakit di kota Baalbek.

Baca Juga: Serangan Israel ke UNIFIL Indikasi Kejahatan Perang, 40 Negara Menuntut Investigasi

Serangan Israel telah menargetkan benteng Hisbullah serta wilayah lain di Lebanon, termasuk desa mayoritas Kristen di utara tempat sedikitnya 21 orang tewas pada hari Senin.

Israel mengatakan ingin memukul mundur Hisbullah untuk mengamankan perbatasan utaranya. Aksi ini memaksa puluhan ribu orang mengungsi.

Pekan lalu, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IMO) mengatakan bahwa perang di Lebanon telah menyebabkan sedikitnya 690.000 orang mengungsi.

Israel bahkan menyerang fasilitas Pasukan Sementara PBB di Lebanon atau UNIFIL sepanjang akhir pekan lalu.  

UNIFIL, yang telah ada di negara itu sejak 1978, menolak permintaan Netanyahu agar pasukan itu menjauh dari zona konflik. Kepala perdamaian PBB Jean-Pierre Lacroix menegaskan mereka akan tetap mempertahankan posisinya.