KONTAN.CO.ID - Pandemi korona menggeser perilaku masyarakat dalam aktivitas belanja yang dulunya dominan menggunakan
offline beralih ke dalam sistem
online. Perubahan pola tersebut, seyogyanya diikuti pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar dapat
survive, serta bisa berkembang sehingga mampu menghadapi kondisi
new normal. UMKM, di Indonesia mempunyai peran signifikan dalam berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) tahun 2018 yaitu sebesar 60,34% (Akumindo, 2019). Selain itu, UMKM secara nasional menyerap lebih dari 59,26 juta tenaga kerja, namun dari jumlah UMKM tersebut hanya sekitar 9,4 juta UMKM yang sudah
go online. Oleh karena itu, seyogyanya digitalisasi UMKM segera dapat diwujudkan, agar mereka siap menghadapi era
new normal. Setidaknya terdapat beberapa koridor yang melandasi digitalisasi UMKM dalam rangka persiapan
new normal, yaitu;
pertama, operasional usaha UMKM harus tetap berbasis protokol kesehatan.
Kedua, perlunya solusi transaksi keuangan digital bagi UMKM. Dan
ketiga, UMKM harus menerapkan
online marketing sebagai kerangka memenuhi aturan
physical and social distancing.
Menghadapi new normal Aktivitas masyarakat secara
online tak terelakan lagi keberadaannya, terlebih untuk memenuhi anjuran pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 yang masif, baik dengan cara melakukan
social distancing maupun
physical distancing. Segala aktivitas masyarakat sekarang mulai bergeser dari offline menjadi secara
online, baik itu berupa aktivitas rutin maupun non rutin. Kondisi inilah yang perlu dicermati pelaku UMKM. Jika UMKM ingin
survive di
new normal, maka mereka harus mampu memberi suguhan layanan online pada pembelinya. Di awal UMKM dapat melakukan digitalisasi dengan turut menggandeng perbankan. Sinergi dengan perbankan menjadi pilihan alternatif UMKM untuk menerapkan digitalisasi secara bertahap dan berkelanjutan. Terkait digitalisasi UMKM sendiri, perbankan dapat memberikan tiga solusi secara komprehensif, yaitu melalui;
pertama, digital banking untuk
tools transaksi,
kedua, marketing
online untuk solusi jualan produk, serta
ketiga, pemberian
corporate social responsibility (CSR) bagi UMKM.
Pertama yakni layanan digital banking. Ini adalah layanan atau kegiatan perbankan dengan menggunakan sarana elektronik atau digital milik bank, dan atau melalui media digital milik calon nasabah dan atau nasabah Bank, yang dilakukan secara mandiri. Hal ini memungkinkan calon nasabah dan atau nasabah bank untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi, registrasi, pembukaan rekening, transaksi perbankan, dan penutupan rekening, termasuk memperoleh informasi lain dan transaksi di luar produk perbankan. Antara lain nasihat keuangan
(financial advisory), investasi, transaksi sistem perdagangan berbasis elektronik
(e-commerce), dan kebutuhan lainnya. Implementasi digital banking sendiri akan mengintegrasikan layanan perbankan elektronik seperti ATM, EDC, internet banking,
mobile banking,
SMS banking, phone banking, dan
video banking untuk mempermudah layanan pada masyarakat luas. Selain itu, digital banking juga meliputi keberadaan agen-agen laku pandai perbankan (agen laku pandai, seperti; Agen46, BRI Link, AgenMU Mandiri) yang secara masif dalam memaksimalkan layanan dan memasarkan produk. Berdasar data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per September 2019 laku pandai telah mempunyai 1.146.131 agen dengan jumlah rekening 25,78 juta nasabah,
outstanding tabungan Rp 2,22 triliun yang menyebar di seluruh pelosok nusantara dengan menyasar 34 provinsi dari total 511 kota/kabupaten. Dengan begitu, digital banking akan dapat membantu transaksi UMKM secara online sehingga dapat menjangkau kemana dan dimanapun secara
realtime. Kedua, marketing
online solusi untuk jualan produk UMKM. Perbankan dapat membantu penjualan produk dan jasa UMKM dengan membuat portal UMKM
online. Perlu diketahui, imbauan pemerintah agar masyarakat melakukan jaga jarak dan tidak berkerumun mempengaruhi penjualan pelaku UMKM. Menyiasati hal tersebut, perbankan dapat membantu pelaku UMKM binaannya untuk terhubung dengan ekosistemnya sehingga mampu berjualan secara
online. UMKM dapat terbantu penjualan produk dan jasanya secara
online, baik melalui marketing area lokal, nasional maupun global. Tidak hanya berhenti disitu, perbankan dapat juga memberikan fasilitas platform digital UMKM. Pelaku UMKM yang berminat cukup masuk di website bank melalui proses tahapan sangat mudah dan
user friendly. Nasabah diwajibkan melengkapi data dan mendaftarkan usahanya terlebih dahulu dengan mengakses
microsite di website bank terkait. Secara teknis, pihak penjual akan diminta untuk menyiapkan dokumentasi produk, mengirimkan sampel barang, hingga proses pengiriman barang ke gudang-gudang inventori yang dikelola pihak portal UMKM. Barang tersebut selanjutnya akan dibantu penjualannya ke objek pemasaran yang lebih luas, karena terhubung dengan
e-commerce terkemuka. Produk unggulan UMKM dapat langsung dibeli di
e-commerce rekanan seperti Qoo10 Singapura, Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Blanja.com, Blibli.com, Lazada, Jakmall.com, Bhinneka.com dan sebagainya. Alhasil, UMKM dapat lebih memasarkan produk dan jasanya melalui
online.
Ketiga, program CSR perbankan berupa Program kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) untuk UMKM. Program CSR berupa PKBL perbankan ini bertujuan membantu pelaku UMKM mendapat pelatihan serta pendampingan terkait penggunaan teknologi secara optimal, sehingga mereka melek teknologi serta terbiasa dalam penggunaannya. Bisa juga, CSR dipergunakan untuk membuat sistem dan pembelian teknologi sederhana dalam membantu UMKM mengembangkan usahanya. Diharapkan, dengan pemahaman dan kemampuan penggunaan teknologi, UMKM dapat segera memulai proses digitalisasinya sehingga usahanya dapat berkembang.
Dengan langkah taktis ini, harapannya perbankan dapat membantu UMKM melalui digitalisasi sehingga mereka akan siap bersaing di tengah era
new normal. Ketika UMKM sudah dapat eksis dan kuat di era
new normal, diharapkan UMKM dapat tampil menjadi penyelamat serta penyangga ekonomi nasional di tengah krisis akibat Covid-19. Semoga. Penulis : Chandra Bagus Sulistiyo Assistant VP Program Pemerintah, BNI Divisi Bisnis Usaha Kecil 2 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti