KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan mulai bergeraknya ekonomi seiring dengan kebijakan New Normal, dinilai bisa menjadi sentimen positif bagi bisnis batubara. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) berharap permintaan batubara bisa terangkat, lalu harga dan pasar batubara bisa segera stabil. Terlebih, menurut Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia, produksi batubara Indonesia masih dominan mengandalkan pasar ekspor, namun demand masih tertekan. "Di tengah pelemahan demand ekspor, penguatan kurs Rupiah seharusnya dapat menjadi sentimen positif bagi pebisnis batubara karena itu adalah salah satu indikator penting bahwa perekonomian nasional sudah berangsur pulih. Hal tersebut memberi optimisme bagi pelaku usaha di tengah kondisi pandemi," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Senin (8/6). Baca Juga: Kementerian ESDM memproyeksikan harga batubara berada di US$ 59 hingga US$ 61
New normal dan penguatan kurs rupiah bisa jadi sentimen positif untuk bisnis batubara
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan mulai bergeraknya ekonomi seiring dengan kebijakan New Normal, dinilai bisa menjadi sentimen positif bagi bisnis batubara. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) berharap permintaan batubara bisa terangkat, lalu harga dan pasar batubara bisa segera stabil. Terlebih, menurut Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia, produksi batubara Indonesia masih dominan mengandalkan pasar ekspor, namun demand masih tertekan. "Di tengah pelemahan demand ekspor, penguatan kurs Rupiah seharusnya dapat menjadi sentimen positif bagi pebisnis batubara karena itu adalah salah satu indikator penting bahwa perekonomian nasional sudah berangsur pulih. Hal tersebut memberi optimisme bagi pelaku usaha di tengah kondisi pandemi," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Senin (8/6). Baca Juga: Kementerian ESDM memproyeksikan harga batubara berada di US$ 59 hingga US$ 61