SUMBAWA BARAT. Kondisi kahar (force majeure) atau penghentian operasi produksi dan pengolahan tambang yang dilakukan oleh PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) sejak 6 Juni lalu, diperkirakan akan mampu bertahan hingga Desember 2014 mendatang. Hal ini merupakan kondisi terburuk jika perusahaan asal Amerika Serikat ini belum memperoleh izin ekspor konsentrat dari pemerintah sampai akhir tahun. Hal ini disampaikan Senior Manager Operation PTNNT Wudi Raharjo di pertambangan Batu Hijau, Sumbawa Barat, Rabu (25/6). Wudi mengatakan, force majeur dilakukan karena kapasitas penyimpanan gudang telah melebihi kapasitas gudang sejak awal Juni lalu. "Hingga kini, jumlah konsentrat yang tersimpan 93.600 ton konsentrat, melebihi kapasitas gudang," tuturnya. Sementara, kapasitas yang sudah penuh ini belum dapat berkurang, lantaran tak bisa dijual ke ekspor sejak pemberlakukan kebijakan pelarangan ekspor mentah dari Pemerintah sejak 12 Januari lalu. Adapun, penjualan lokal hanya mampu menyerap 23% atau sekitar 124.000 ton dari rencana produksi tahun ini sebesar 495.000 ton.
Newmont hanya bisa bertahan sampai akhir tahun ini
SUMBAWA BARAT. Kondisi kahar (force majeure) atau penghentian operasi produksi dan pengolahan tambang yang dilakukan oleh PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) sejak 6 Juni lalu, diperkirakan akan mampu bertahan hingga Desember 2014 mendatang. Hal ini merupakan kondisi terburuk jika perusahaan asal Amerika Serikat ini belum memperoleh izin ekspor konsentrat dari pemerintah sampai akhir tahun. Hal ini disampaikan Senior Manager Operation PTNNT Wudi Raharjo di pertambangan Batu Hijau, Sumbawa Barat, Rabu (25/6). Wudi mengatakan, force majeur dilakukan karena kapasitas penyimpanan gudang telah melebihi kapasitas gudang sejak awal Juni lalu. "Hingga kini, jumlah konsentrat yang tersimpan 93.600 ton konsentrat, melebihi kapasitas gudang," tuturnya. Sementara, kapasitas yang sudah penuh ini belum dapat berkurang, lantaran tak bisa dijual ke ekspor sejak pemberlakukan kebijakan pelarangan ekspor mentah dari Pemerintah sejak 12 Januari lalu. Adapun, penjualan lokal hanya mampu menyerap 23% atau sekitar 124.000 ton dari rencana produksi tahun ini sebesar 495.000 ton.