JAKARTA. PT Newmont Nusa Tenggara menyatakan tidak berencana bekerjasama dengan investor lain baik untuk membangunan pabrik pemurnian (smelter) tembaga. Perusahaan tersebut hanya akan memasok tembaga olahan tanpa proses pemurnian atawa konsentrat ke smelter yang akan dibangun PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur. Martiono Hadianto, Presiden Direktur Newmont Nusa Tenggara mengatakan, kapasitas rencana smelter sudah lebih dari cukup dibandingkan jumlah produksi konsentrat nasional baik dari perusahaannya maupun Freeport. "Jumlah produksi konsentrat kan hanya 4 juta per tahun. Kalau kami kerja sama dengan orang lain lagi, maka kurang dong, makanya kami harus ke smelter milik Freeport," ujar Martiono, Jumat (27/2) akhir pekan lalu. Seperti diketahui, smelter yang saat ini sudah beroperasi yakni PT Smelting di Gresik yang membutuhkan konsentrat mencapai 1,2 juta ton. Nantinya, BUMD Papua juga akan membangun smelter berkapasitas 900.000 ton per tahun, serta smelter Freeport dengan kapasitas 2 juta ton per tahun. Sehingga total kapasitasnya mencapai 4,1 juta ton per tahun. Sementara, produksi konsentrat dari Freeport diproyeksikan akan mencapai sekitar 3,2 juta ton, sedangan Newmont mencapai sekitar 800.000 ton. Namun, Martinono belum mau merinci rencana konsentrat yang akan dipasok ke smelter Freeport. "Perjanjian suplai konsentrat yang dibuat tahun lalu masih tetap berlaku," ujar dia. Asal tahu saja, Newmont menyuplai konsentrat ke PT Smelting sebanyak 124.100 ton pada 2014 lalu. Sedangkan kuota volume ekspor Newmont hingga Maret depan mencapai 304.515 ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Newmont pilih pasok konsentrat ke Freeport
JAKARTA. PT Newmont Nusa Tenggara menyatakan tidak berencana bekerjasama dengan investor lain baik untuk membangunan pabrik pemurnian (smelter) tembaga. Perusahaan tersebut hanya akan memasok tembaga olahan tanpa proses pemurnian atawa konsentrat ke smelter yang akan dibangun PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur. Martiono Hadianto, Presiden Direktur Newmont Nusa Tenggara mengatakan, kapasitas rencana smelter sudah lebih dari cukup dibandingkan jumlah produksi konsentrat nasional baik dari perusahaannya maupun Freeport. "Jumlah produksi konsentrat kan hanya 4 juta per tahun. Kalau kami kerja sama dengan orang lain lagi, maka kurang dong, makanya kami harus ke smelter milik Freeport," ujar Martiono, Jumat (27/2) akhir pekan lalu. Seperti diketahui, smelter yang saat ini sudah beroperasi yakni PT Smelting di Gresik yang membutuhkan konsentrat mencapai 1,2 juta ton. Nantinya, BUMD Papua juga akan membangun smelter berkapasitas 900.000 ton per tahun, serta smelter Freeport dengan kapasitas 2 juta ton per tahun. Sehingga total kapasitasnya mencapai 4,1 juta ton per tahun. Sementara, produksi konsentrat dari Freeport diproyeksikan akan mencapai sekitar 3,2 juta ton, sedangan Newmont mencapai sekitar 800.000 ton. Namun, Martinono belum mau merinci rencana konsentrat yang akan dipasok ke smelter Freeport. "Perjanjian suplai konsentrat yang dibuat tahun lalu masih tetap berlaku," ujar dia. Asal tahu saja, Newmont menyuplai konsentrat ke PT Smelting sebanyak 124.100 ton pada 2014 lalu. Sedangkan kuota volume ekspor Newmont hingga Maret depan mencapai 304.515 ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News