KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) menyebut memang terjadi kenaikan harga gula konsumsi. Hal tersebut berkaitan dengan adanya Peraturan Badan Pangan Nasional No 17/2023 mengenai penyesuaian harga acuan gula di tingkat produsen dan konsumen. Di mana harga acuan gula di tingkat produsen sebelumnya ialah Rp 11.500 per kilogram, serta Rp 13.500 per kilogram ditingkat konsumen.
Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Maino Dwi Hartono menjelaskan, melalui Peraturan Badan Pangan Nasional No 17/2023 harga acuan disesuaikan menjadi Rp 12.500 di tingkat produsen/petani dan Rp 14.500 di konsumen.
Baca Juga: Asosiasi Pastikan Stok Gula Industri Masih Cukup Sampai Akhir Tahun Adapun untuk daerah Indonesia Timur dan 3T harga gula ditingkat konsumen menjadi Rp 15.500. "Kemarin-kemarin harga gula masih di produsen masih belum sampai Rp 12.500 dan hari ini kami lihat harga di produsen sudah di atas Rp 12.500. Ini artinya petani sudah mendapatkan harga yang baik. Karena perubahan harga tersebut itu salah satu usulannya dari teman-teman petani tebu melalui asosiasi dan pelaku gula lain," jelas Maino kepada Kontan.co.id, Minggu (1/10). Ia menegaskan dari sisi hulu hari ke gula sudah baik, di mana petani mendapatkan harga yang layak. Kemudian di konsumen hari ini kata Maino harga gula sudah di angka Rp 14.500 hingga Rp 15.000. Untuk harga gula yang mencapai Rp 15.000, menurutnya disebabkan adanya perbedaan biaya distribusi di masing-masing daerah. "Untuk daerah yang harga gulanya Rp 15.000 ini karena jarak atau distribusi dari pabrik gula atau distributor ke tingkat-tingkat pengecer," jelasnya.
Baca Juga: Komoditas Pangan Ini Harganya Masih di Atas HET Maino menjelaskan naiknya harga gula di Indonesia bukan disebabkan karena rencana India untuk menyetop ekspor gulanya. Pemerintah menurutnya sudah memperhitungkan berapa kebutuhan, produksi dan besaran importasi gula sebelumnya. Saat ini kebutuhan gula konsumsi sekitar 3 juta ton. Dimana produksi gula nasional baru 2,2 juta ton hingga 2,3 juta ton. Maka sisanya dilakukan importasi dari luar untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi. Meski demikian Maino menegaskan bahwa ketersediaan gula konsumsi masih aman dan mencukupi. Hal tersebut lantaran masih ada musim giling tebu hingga November mendatang.
"Prinsipnya ketersediaan aman dan cukup berdasarkan prognosa pangan. Tapi yang jadi catatan adalah distribusinya termasuk juga ada penyesuaian harga acuan baru," kata Maino. Ia menjelaskan, untuk stabilisasi harga gula konsumsi di konsumen diperlukan kolaborasi antara BUMN pangan dan pelaku usaha di industri gula hingga distributor untuk memastikan kelancaran distribusi gula hingga ke tingkat pengecer. Berdasarkan data cadangan pangan pemerintah di NFA per 14 September 2023, stok gula pasir sekitar 146.064,41 ton. Stok tersebut terbagi 6.741 ton di Bulog, 17.621 ton di ID Food, 121.702 ton di PTPN. Adapun kebutuhan gula pasir perbulannya ialah 283.331 ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto