KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT NFC Indonesia Tbk (
NFCX), emiten teknologi, menargetkan pertumbuhan kinerja
double digit tahun ini. Dalam paparan publik virtual, Group Head Corporate Finance NFCX, Stanley Tjiandra, menjelaskan bahwa target ini akan dicapai dengan beberapa strategi yang disebut "
fly to quality." Strategi tersebut melibatkan kolaborasi dengan perusahaan lain, fokus pada bisnis yang sudah ada, serta pengembangan bisnis hijau dan periklanan berbasis awan (digital cloud advertising).
"Strategi kita tahun ini adalah kembali pada inti bisnis. Ada dua faktor pertumbuhan utama yang dijadikan andalan, yaitu energi bersih dan platform iklan digital berbasis cloud," papar Stanley, Rabu (19/6).
Baca Juga: Anak Usaha NFC Indonesia (NFCX) Divestasi Saham Media Karya Nusantara Di segmen bisnis energi bersih, NFCX berencana fokus pada pengembangan desain baru untuk motor listrik Volta. Saat ini, hanya tersedia tiga desain, dan targetnya adalah memiliki total sembilan desain motor listrik pada akhir tahun 2024. Sebagai informasi, NFCX mencatat kenaikan populasi motor listrik Volta hingga 92% YoY, dari 9.405 unit pada Kuartal I tahun 2023, menjadi 18.079 unit pada Kuartal I tahun 2024. Lalu, peningkatan penukaran baterai terjadi 6% YoY. Tahun ini, NFCX juga akan memperluas distribusi motor listrik dan pusat pengisian baterai ke kota-kota besar lainnya seperti Surabaya dan Bali, selain Jakarta. Selain itu, NFCX menargetkan untuk menambah 10.000 hingga 15.000 layar iklan per tahun. Hingga kuartal I 2024, NFCX telah memiliki 28.235 layar iklan. Di segmen member platform agregator produk digital, NFCX sudah memiliki 257.626 anggota. Meskipun tidak disebutkan angka capex yang disiapkan tahun ini, NFCX menjelaskan bahwa dana capex akan digunakan untuk mendukung strategi bisnis yang direncanakan. "Segala hal yang berhubungan dengan energi bersih, yakni Volta, akan terus kami inovasi dan luncurkan produk baru. Saat ini, kami memiliki tiga model, dan hingga akhir tahun nanti, kami berencana meluncurkan hingga total sembilan model baru. Kami juga akan ekspansi hingga 300 dealer," imbuhnya. Pada kuartal I 2024, NFCX mencatat penurunan pendapatan sebesar 34,72% menjadi Rp1,88 triliun dari Rp2,88 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Perseroan juga menanggung rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp38,43 miliar, sementara pada periode yang sama tahun lalu masih mencatat untung bersih sebesar Rp3,02 miliar. Kerugian ini disebabkan oleh nilai investasi yang belum terealisasi sebesar Rp73 miliar.
"Secara sekilas, dari sisi net income ada loss, karena adanya nilai investasi yang belum terealisasi sebesar Rp73 miliar. Tapi bicara
cash profit, kita jauh di atas dari itu," kata Stanley. Lebih lanjut, kontributor utama pendapatan perseroan masih berasal dari penjualan pulsa dan voucher. Namun, NFCX berupaya untuk menjadi solusi terpadu di bidang
customer digital relation. Pendapatan dari agregator pulsa memang masih tinggi, sebesar 95%. Tapi ke depannya, NFCX menargetkan akan menurunkan porsi pendapatan dari segmen tersebut menjadi 40%, dan sisanya berasal dari bisnis non-telko. Pendapatan dari non-pulsa ini telah tumbuh di gross profit yang awalnya di bawah 10% sejak IPO, kini sudah lebih dari 60% kontribusinya. Per kuartal I 2024, NFCX mencatat jumlah aset sebesar Rp1,51 triliun, liabilitas sebesar Rp692,57 miliar, dan ekuitas sebesar Rp824,00 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .