NFC Indonesia tawarkan harga IPO mulai Rp 1.500



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhelatan initial public offering (IPO) PT NFC Indonesia telah memasuki tahap penawaran. Kemarin (8/6), perusahaan ini mengumumkan harga IPO berkisar antara Rp 1.500 per saham hingga Rp 2.000 per saham.

Rentang harga IPO tersebut mencerminkan target price earning ratio (PER) sebesar 19,9 kali hingga 24,4 kali. Adapun price to book value (PBV) berada di rentang 3,2 kali hingga 3,9 kali.

Komisaris Utama NFC Indonesia Suryandy Jahja optimistis IPO perusahaan ini akan terserap maksimal. Pasalnya, selain memiliki anchor buyer, NFC telah mendapatkan penawaran dari banyak investor asing dan lokal.

NFC Indonesia mematok porsi 60% saham untuk investor lokal dan 40% saham dijual ke investor asing. "Tentu kami prioritaskan investor lokal. Meski libur, pendaftaran untuk pembelian saham juga bisa dilakukan," kata dia.

NFC Indonesia berencana menerbitkan 166,66 juta saham baru ke publik. Dengan rentang harga yang ditawarkan, maka perusahaan ini bakal meraup dana Rp 250 miliar hingga Rp 333,33 miliar.

Manajemen NFC akan menggunakan 60% dana hasil IPO untuk modal kerja. Sedangkan 30% dana akan digunakan untuk investasi digital seperti pengembangan teknologi informasi (TI). "Sebesar 10% sisanya untuk investasi pada sumber daya manusia," imbuh Suryandy.

Setelah aksi IPO, NFC Indonesia bakal lebih serius untuk menjadi digital exchange hub, dengan melakukan pengembangan atas empat platform bisnis, yakni bursa digital (digital exchange), bursa iklan digital, bursa platform komunikasi, serta media dan hiburan. "Saat ini kami baru mengoperasikan dua lini usaha, yaitu bursa digital dan media dan hiburan," kata Abraham Theofillus, Direktur Utama NFC Indonesia pada kesempatan yang sama.

Melalui ekspansi tersebut, manajemen NFC Indonesia berharap bisa mendongkrak kinerja, sehingga bisa memberikan kembali nilai lebih kepada para pemegang saham. Salah satu imbal balik itu dalam bentuk dividen. "Mungkin pada tahun 2020–2022, barulah kami membayar dividen yang kisarannya sekitar 20%," kata Suryandy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie