Ngemil bergizi agar tubuh berenergi



JAKARTA. Mengudap makanan ringan memang menyenangkan. Sebab, banyak camilan semisal gorengan, yang menggugah selera. Tapi ingat menyunyah camilan berlebihan juga berisiko dan bisa membuat tubuh melar.

Makanya, mengonsumsi makanan ringan juga harus pilih-pilih agar tubuh tetap sehat. Banyak camilan sehat yang bisa dikonsumsi seperti buah, yogurt, agar-agar, puding serta biskuit. Selain jenis camilan, patut diperhatikan pula pola mengonsumsi makanan ringan yang baik.

Monique Carolina Widjaja, ahli kesehatan dari Rumah Sakit Awal Bros Tangerang mengatakan, pola konsumsi camilan yang sehat adalah dengan mengonsumsinya secara teratur. Jangan makan camilan sebelum atau sesudah makan. "Beri jeda antara 2 jam–3 jam, sehingga gula darah tidak melonjak drastis," kata Monique.


Inge Permadhi, ahli gizi dari MRCCC Siloam Hospitals menambahkan, waktu selama tiga jam setelah makan utama adalah saat kadar gula darah sudah turun dan tubuh manusia kembali merasa lapar. Ia bilang, tujuan mengemil sebenarnya untuk melengkapi kebutuhan kalori maupun zat gizi yang belum terpenuhi dalam pola makan utama.

Misal, kata Inge, seseorang bisa mengemil buah ketika makan besar sudah tidak lagi sanggup mengonsumsi buah. Atau justru ketika makan, hanya mengonsumsi nasi dan sayur saja, sehingga  belum mendapatkan asupan protein hewani. "Tidak ada salahnya mengkonsumsi yoghurt atau susu," kata Inge.

Yang perlu diperhatikan, kalori yang dikonsumsi dalam sehari tidak boleh melebihi berat badan di luar indeks massa tubuh normal.

Monique menambahkan, kandungan nutrisi camilan harus diperhatikan, termasuk porsi, dan jadwal konsumsi. Camilan disebut memiliki kandungan nutrisi yang baik jika memiliki kadar gula serendah mungkin, mengandung lemak baik dan mengandung serat serta protein yang cukup.

Jangan lupa memperhatikan kandungan vitamin dan mineralnya. Idealnya, lanjut Monique, kandungan kalori dari camilan maksimum 25%-30% dari kebutuhan kalori sehari.

Hindari camilan yang memiliki kadar gula tinggi, lemak tinggi dan tinggi kadar garam, yang umumnya terdapat dalam makanan cepat saji.

"Jika ingin mengurangi berat badan dan juga menjaga kesehatan, makanan seperti ini harus dihindari," imbuh Inge.

Waktu ngemil yang tepat

Monique menambahkan, jenis camilan yang harus dihindari adalah gorengan, makanan yang mengandung banyak gula, soft drink dan makanan berkalori tinggi seperti pizza, burger dan donat.

Camilan berfungsi menjaga agar kadar gula darah agar tidak terlalu rendah, karena jarak waktu makan utama yang panjang serta menjaga metabolisme tubuh untuk tetap baik.

Menurut dia, konsumsi camilan maksimal tiga kali sehari diantara waktu makan, sekitar jam 9 pagi, jam 3-4 sore dan jam 8 malam. "Sebisa mungkin, camilan pada jam 8 malam adalah buah atau agar-agar," kata Monique.

Jika kebutuhan makan manusia dalam sehari sebanyak 100%, maka rincian makan pagi menyumbang 30%, siang hari 40% dan malam hari 30%.

Jika ingin menambahkan camilan dalam kegiatan konsumsi Anda, maka baiknya makan pagi sebanyak 20% ditambah camilan 10%. Pun begitu makan siang sebanyak 30% ditambah dengan 10% porsi dari camilan, hal yang sama untuk menu santap malam.

Inge menjelaskan, tubuh manusia memerlukan asupan serat sebanyak 25 gram hingga 30 gram dalam sehari. Ini bisa dicapai dengan tujuh porsi buah dan sayur.

Jadi kalau dalam tiga kali menu makan utama mengonsumsi sayur, tubuh tetap membutuhkan tambahan asupan serat. Dus, camilan berserat tinggi seperti agar-agar dan juga buah, bisa menjadi pilihan.

"Efek positif dari camilan adalah bisa menormalkan gula darah," jelas Inge.

Efek camilan yang tidak sehat adalah berupa kelebihan kalori, gula dan juga kelebihan lemak, yang dapat mengganggu kesehatan tubuh. Ukuran banyaknya konsumsi camilan, sangat tergantung dari kebutuhan total kalori yang harus dikonsumsi.

Selain itu, pilihan makanan ringan juga sangat tergantung pada jenis penyakit yang dimiliki masing-masing individu. "Jadi, pantangan makanan juga harus diperhatikan jika seseorang memiliki penyakit," tutur Monique.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri