Sebelumnya: Ngeri-ngeri sedap bitcoin (1) Mata Uang Kripto Non-Bitcoin Ikut Melejit
Mencari keuntungan dari transaksi uang digital atau bahasa bekennya cryptocurrency (mata uang kripto) pelan-pelan menjadi salah satu kegiatan lain trader. Lihat saja jumlah member yang tercatat di Bitcoin Indonesia semakin banyak. Per Kamis (30/11), tercatat jumlah member Bitcoin Indonesia sebanyak 646.938 orang. Jumlah itu masih bisa bertambah lagi, karena menurut Oscar Darmawan, CEO Bitcoin Indonesia, banyak juga trader dalam negeri yang mengakses bitcoin melalui website di luar negeri seperti di Amerika Serikat, negara Eropa dan Jepang.
“Masing negara-negara punya aturannya sendiri,” ujar Oscar. Kebanyakan trader yang ikut bermain bitcoin ini merupakan pemain lama yang terbiasa bermain forex ataupun saham. Menariknya dari bermain uang digital ini adalah beragamnya jenis mata uang kripto. Banyak yang menyangka, memang, jika uang digital hanya bitcoin saja. Padahal mengutip dari situs Coinmarketcap.com ada 904 jenis mata uang kripto. Benar, yang terkenal adalah bitcoin. Dan bitcoin ini memang bisa mengerek harga mata uang kripto yang lain. Tetap pakai strategi Manajer investasi ternama, Michael Novogratz mengatakan, nilai bitcoin bisa naik lebih dari empat kali lipat. Kenaikan nilai bitcoin itu ternyata juga diikuti produk lain seperti ethereum, nilainya juga bisa naik tiga kali lipat. Menurut Coinmarketcap, harga ethereum pada Kamis (30/11) mendekati US$ 410. Tapi, jika dibandingkan Senin (27/11) harganya sudah turun, dari US$ 493,40. Oscar mengatakan meskipun harga bitcoin ikut memengaruhi pergerakan mata uang kripto, namun pergerakan harga mata uang ini tetap mengikuti hukum pasar yakni permintaan dan penawaran. Masing-masing jenis mata uang kripto mempunyai keunikan dan berasal dari negara yang berbeda. “Setiap cryptocurrency punya kelebihan masing-masing dari segi teknologinya. Tapi, hampir semua bergerak berdasarkan demand-supply, sama seperti komoditas pada umumnya,” ujar Oscar. Bitcoin.co.id adalah platform alias lapak digital yang memperdagangkan berbagai mata uang kripto. Selain bitcoin, situs yang yang berdiri sejak akhir 2013 ini menyediakan jual beli delapan mata uang digital, yakni bitcoin cash, ethereum, ethereum classic, litecoin, stellar lumens (XLM), ripple (XRP), waves, serta zcoin. Bukan hanya bitcoin, Oscar mengatakan, transaksi ethereum terbilang ramai. Sama seperti bitcoin, ethereum merupakan mata uang kripto yang dibangun oleh blockchain alias rantai yang merekam semua transaksi. Menurut Oscar, sistem ethereum kini telah digunakan beberapa perusahaan besar, termasuk Microsoft. Tak heran, meski dirilis pertama kali pada pertengahan 2015 lalu, mata uang digital ethereum langsung naik daun dan menjadi pesaing ketat bitcoin. Kini, kapitalisasi pasar ethereum berada di urutan kedua setelah bitcoin. Sementara itu, mata uang digital baru terus bermunculan. Misalnya, sekarang tengah berlangsung penawaran koin perdana alias
initial coin offering (ICO) ethconnect. Di beberapa forum koin digital, ethconnect disebut-sebut sebagai
the next bitconnect. Oscar mengatakan meski perusahaannya ada embel-embel bitcoin, namun tetap saja netral terhadap seluruh mata uang kripto. Karena Bitcoin Indonesia memang menyediakan produk uang virtual selain bitcoin. “Perusahaan kami itu netral pada semua
cryptocurrency. Di tempat kami diperdagangkan berbagai mata uang kripto seperti ethereum, litecoin bahkan bitcoin cash. Kami adalah platform marketplace, kami bukan sistem pembayaran,” ujar dia. Yang pasti perusahaannya mendukung terus inovasi teknologi dari public blockchain. Berbagai macam produk dengan masing-masing pergerakan harganya, membuat trader punya strategi khusus dalam memilih produk mata uang kripto. Seperti yang dialami oleh Yos Affandi trader cryptocurrency yang mengaku tidak hanya fokus ke bitcoin saja. Yos mengaku mencari peluang cuan dari berbagai produk uang vertikal. “Prinsip saya yang penting naik,” katanya. Misalnya saja di tengah reli kenaikan harga bitcoin, Yos mencoba untuk membeli Coin XZC atau Zcoin pada dua minggu lalu. Hingga saat ini, koin yang mulai awal September lalu diperjualbelikan di situs bitcoinindonesia.com ini, kini telah mengalami kenaikan 110%. Namun, yang menjadi catatan bagi trader, adalah tidak selalu saat bitcoin mengalami kenaikan harga, maka produk lainnya ikut terangkat. “Kebanyakan mata uang kripto lain yang pair dengan bitcoin akan tertekan, sedangkan yang pair dengan IDR atau US$, cenderung akan naik,” jelas Yos yang berumur 32 tahun ini. Oscar menambahkan, masing-masing trader punya kacamata sendiri saat melihat berbagai produk uang virtual ini. Belakangan, mata uang dengan kapitalisasi pasar yang terbesar adalah bitcoin. Di belakangnya, ada etherum dan bitcoin cash. Namun tidak tertutup kemungkinan, produk lain juga ikut terkerek naik harganya. “Lihat saja, inovasi mana yang akhirnya memenangkan hati masyarakat dunia,” ujar Oscar. Yos mencontohkan salah satu yang membuat harga naik adalah adanya event besar yang dilakukan oleh koin. Atau ada upgrade yang dilakukan oleh salah satu uang virtual. Misalnya XLM yang sebelumnya mengumumkan bekerjasama dengan IBM. Atau Ripple (XRP) yang menggandeng Amex. “Potensi keuntungan bisa 20%–200%,” ujar Yos. Tentu saja kabar-kabar positif ini bisa menaikkan harga. Jadi, hampir mirip saat pergerakan harga saham yang disebabkan ada berita atau kabar positif dari emiten. Ini dialami Arya Wicaksana yang mengaku baru-baru ini saja ikut bermain uang virtual. Sebelumnya, ia merupakan seorang trader forex dan sekali-kali ikut bermain saham. Menurut Aria, ia masih belum begitu nyaman membeli produk selain bitcoin. Karena secara kapitalisasi pasar dan nilai, paling tinggi adalah bitcoin. “Orang tahunya cuma bitcoin aja,” ujarnya. Yang pasti, menurut Arya, ada beberapa keunggulan dari bermain bitcoin. Misalnya, trader bisa bertransaksi dengan modal yang jauh lebih kecil dari saham dan forex. Misalnya per Kamis (30/11) pukul 22.00 WIB, satu BTC setara US$ 9.401. Kalau dirupiahkan dengan kurs Rp 13.500 per dollar AS, nilai sama dengan sekitar Rp 126,91 juta. Namun, trader tidak perlu mengeluarkan uang hingga ratusan juta rupiah untuk melakukan transaksi bitcoin. Berapapun nilai tukar bitcoin, transaksi terkecil bisa dilakukan dengan nilai nominal Rp 1.000. Itu karena bitcoin bisa ditransaksikan hingga 8 desimal di belakang nol. Keuntungan berikutnya yang tidak dijumpai dalam instrumen investasi lain,
trader mata uang kripto ini bisa mencari keuntungan dari selisih harga uang digital antar bursa (
exchange) di berbagai negara. Dengan begitu, trader tidak perlu bersusah payah menebak-nebak apakah harga mata uang yang dipegangnya bakal naik, atau sebaliknya, akan turun. Suasti Atmastuti, Pengurus Asosiasi Blockchain Indonesia menyebut, transaksi antar bursa yang disebut arbitrage trading merupakan salah satu cara transaksi mata uang kripto yang menguntungkan. Pasalnya, harga uang digital di setiap bursa berbeda-beda. Walau terlihat ada peluang cuan, pengamat investasi Lukas Setia Atmadja, mengingatkan harga uang digital, terutama bitcoin, saat ini sudah terlalu tinggi. “Ada potensi jatuh kapan saja,” ujarnya. Bagaimana, apakah Anda masih tetap tertarik untuk memburu harga uang digital yang sudah selangit?
Waspada Tawaran Bodong
Memiliki bitcoin memang tidak terlalu sulit. Salah satu yang bisa membantu Anda adalah situs bitcoin.co.id. CEO Bitcoin Indonesia Oscar Darmawan mengatakan jumlah member di situsnya ini terus bertambah. Tercatat ada lebih dari 200 orang anggota baru setiap harinya mengajukan pendaftaran di sana. Bagi Anda yang tertarik ,ada dua model transaksi yang tersedia di situs ini, yakni menggunakan cara yang disebut market limit atau market instant. Dengan menggunakan market limit, trader melakukan proses jual beli uang digital dengan harga yang ditentukan sendiri. Keuntungannya, Anda tidak akan dikenai biaya transaksi apapun. Cuma, order jual atau beli yang Anda pasang belum tentu bisa langsung tereksekusi. Sebab, transaksi akan sangat bergantung pada pergerakan harga bitcoin. Sementara metode market instant, harga jual atau beli otomatis terpasang pada harga terbaik dari order book. Sehingga order yang Anda pasang langsung tereksekusi. Cuma, Anda perlu mengeluarkan biaya 0,3% dari nilai transaksi untuk cara ini. Selain lewat bursa, bitcoin dan mata uang digital lainnya bisa diperjualbelikan secara peer to peer. Artinya transaksi terjadi antar trader secara langsung tanpa melalui perantara bursa. Misalnya, trader yang ingin membeli atau menjual bitcoin memasang pengumuman di media sosial. Lantas, lawan transaksi yang berminat akan menghubungi dan transaksi bisa berlangsung dengan cara dan harga sesuai kesepakatan kedua trader. Namun,
peer to peer hanya aman jika kedua trader bertemu secara langsung bukan secara daring. Sebab, tidak ada yang bisa menjamin setelah trader penjual mengirim bitcoin ke wallet trader pembeli, lawan transaksinya itu akan melakukan pembayaran. Makanya, sebagian besar trader uang digital lebih memilih bertransaksi lewat bursa. Selain penyelesaian transaksi yang terjamin, lebih mudah order bisa dieksekusi. Yang menarik dari pembelian bitcoin ini adalah ada yang berani menjual produk ini melalui marketplace. Bahkan, salah satu akun di marketplace mengaku melakukan transaksi bitcoin sebanyak 2.000 kali.
Oscar mengatakan masyarakat tetap harus berhati-hati karena terbuka kemungkinan ada orang yang mau mencari keuntungan dari fenomena hebohnya cryptocurrency ini. “Yang penting masyarakat hati-hati karena di luar sana banyak investasi bodong berkedok cryptocurrency,” jelasnya. Oscar berpesan, jika Anda tertarik terjun ke arena ini, sebaiknya mempelajari betul seluk beluk cryptocurrency yang dibidik. “Apabila ditawari dan ada iming-iming tentang jaminan kenaikan harga dalam waktu hanya sebulan, itu biasanya investasi bodong,” ujar Oscar lagi.
* Artikel ini sebelumnya sudah dimuat di Laporan Utama Tabloid KONTAN edisi 4 - 10 Desember 2017. Artikel selengkapnya berikut data dan infografis selengkapnya silakan klik link berikut: "Temannya Bitcoin juga Bisa Licin" Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Mesti Sinaga