Ngopi gaya Batavia



Nama Bakoel Koffie sudah tidak asing sebagai salah satu kedai kopi ternama. Saat ini, sudah ada lima kedai Bakoel Koffie yang tersebar di Jakarta dan Bintaro. Namun, dari sekian cabang kedai Bakoel Koffie, cabang Cikini menjadi tempat yang paling asyik untuk disambangi. Maklum, inilah kedai Bakoel Koffie pertama.

Syenny Widjaja, salah satu pemilik Bakoel Koffie berkisah, sejak awal ia ingin menampilkan Djakarta Tempo Doeloe di kedai yang berdiri tahun 2000 ini. Karena itu, kedai kopi ini dibuka di salah satu bagian ruko peninggalan zaman Belanda. Gaya art deco begitu kental terlihat di eksterior Bakoel Koffie. “Lokasinya juga sangat strategis,” katanya.

Jangan kaget jika Anda tak menemukan lahan parkir saat bertandang ke kedai ini. Tapi, Anda bisa memarkir mobil di pinggir jalan Cikini Raya. Antara jalan utama ini dan pintu masuk Bakoel Koffie cuma dibatasi trotoar pejalan kaki.


Maaf, tidak ada sofa

Begitu membuka pintu kedai, aroma kopi nan khas akan langsung kita hirup. Selain itu, nuansa Batavia juga terasa sangat kenal. Dinding berwarna krem berpadu dengan furnitur kayu antik bergaya Betawi.

Suasana jadoel makin kentara begitu melihat lukisan sebuah toko kedai kopi bernama Tek Sun Ho yang berdiri tahun 1938. Kedai inilah yang menjadi cikal bakal Bakoel Koffie.

Nah, Anda tinggal memilih tempat duduk sesuai selera Anda. Kalau ingin menikmati aroma kopi sendiri saja, Anda bisa duduk di depan meja barista. Di tempat ini, Anda juga bisa menyaksikan langsung sang barista meracik kopi.

Datang bersama kolega atau pasangan pun tak jadi soal. Ada bisa duduk di kursi yang ada di seputar sebuah meja makan berbentuk bulat atau kursi tamu kayu gaya Betawi.

Atau, Anda bisa naik ke lantai dua. Di ruangan bagi perokok ini, Anda bisa mengajak rekan bisnis berbincang ringan. Tapi jangan mencari sofa. “Di sini, tidak ada sofa,” kata Syenny.

Meski begitu, Danang Tri Handoko kerap mampir. Sambil ditemani kopi tubruk ala Bakoel Koffie, pegawai sebuah perusahaan swasta ini merasa nyaman melepaskan penat di sana. “Suasananya tenang dan cukup lega,” katanya.

Tak heran tempat ini kerap menjadi ajang konferensi pers perusahaan atau organisasi sosial. Banyak tokoh penting juga kerap mampir di kedai yang bisa menampung 50 tamu ini. Almarhum Syahrir bahkan memiliki meja khusus di sini.

Menurut Ardi Faturohman, seorang barista di kedai ini, umumnya, para pengunjung Bakoel Koffie memang penyuka kopi. “Menu favorit adalah kopi spesial ala Bakoel,” katanya.

Bagi penyuka kopi sejati, tersedia sajian kopi tubruk. Kopi seharga Rp 18.000 per cangkir ini memancarkan aroma kopi Sumatra yang kuat.

Mau yang lebih beraroma? Coba saja Java Frost. Minuman berharga Rp 33.000 per cangkir ini merupakan campuran kopi, susu, dan es krim. Ada pula Vocado Frost yang dijajakan dengan harga Rp 37.000 per cup. Ini adalah es kopi yang dicampur dengan alpukat. Mochamo, kopi bercampur susu dan sirup cokelat, juga tak kalah spesial.

Biar lebih lengkap, Anda juga bisa memesan cemilan roti bakar atau cakes sebagai teman ngopi. o

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test