KONTAN.CO.ID - PT Nusa Halmahera Minerals (NHM), pengelola Tambang Emas Gosowong di Halmahera Utara, menegaskan komitmennya dalam merawat alam melalui aksi nyata. Dalam ikut meramaikan Hari Konservasi Alam Nasional setiap 10 Agustus, NHM melaporkan beberapa aktivitas keberlanjutan guna menjaga kelestarian lingkungan, khususnya di sekitar wilayah tambang. Manager Health, Safety and Environment NHM Widi Wijaya menjelaskan, di kawasan kontrak karya seluas 29.622 hektar, NHM membangun area Nursery seluas lebih dari 8.000 meter persegi. Area ini bukan hanya tempat tumbuhnya tanaman endemik Halmahera, tapi juga simbol harapan masa depan yang lebih hijau. Bibit pohon dirawat bersama, tidak sekadar untuk kepentingan reklamasi, tapi sebagai bagian dari tanggung jawab ekologis. “Penambangan bawah tanah NHM menjadi salah satu pendekatan yang lebih ramah bagi hutan di sekitar area tambang. Tutupan hutan tetap terjaga, ekosistem flora dan fauna tidak banyak terganggu, dan daerah kritis seperti hutan lindung bisa tetap utuh,” jelas Widi.
NHM Terapkan Keberlanjutan, Bangun Area Nursery untuk Tanaman dan Satwa Endemik
KONTAN.CO.ID - PT Nusa Halmahera Minerals (NHM), pengelola Tambang Emas Gosowong di Halmahera Utara, menegaskan komitmennya dalam merawat alam melalui aksi nyata. Dalam ikut meramaikan Hari Konservasi Alam Nasional setiap 10 Agustus, NHM melaporkan beberapa aktivitas keberlanjutan guna menjaga kelestarian lingkungan, khususnya di sekitar wilayah tambang. Manager Health, Safety and Environment NHM Widi Wijaya menjelaskan, di kawasan kontrak karya seluas 29.622 hektar, NHM membangun area Nursery seluas lebih dari 8.000 meter persegi. Area ini bukan hanya tempat tumbuhnya tanaman endemik Halmahera, tapi juga simbol harapan masa depan yang lebih hijau. Bibit pohon dirawat bersama, tidak sekadar untuk kepentingan reklamasi, tapi sebagai bagian dari tanggung jawab ekologis. “Penambangan bawah tanah NHM menjadi salah satu pendekatan yang lebih ramah bagi hutan di sekitar area tambang. Tutupan hutan tetap terjaga, ekosistem flora dan fauna tidak banyak terganggu, dan daerah kritis seperti hutan lindung bisa tetap utuh,” jelas Widi.