Nielsen: Belanja Iklan Media Sosial Meningkat 53% di Seluruh Pemasar Global



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nielsen merilis Laporan Pemasaran Tahunan 2022, yang menunjukkan para pemasar memprioritaskan saluran digital namun kesulitan untuk mengikuti perubahan perilaku media dari konsumen selama dua tahun terakhir ini. 

Laporan dengan melakukan survei hampir 2.000 pemasar global di periode Desember 2021 dan Januari 2022 ini mengungkapkan dominansi digital dalam angka belanja iklan dan juga memaparkan kurangnya keyakinan para pemasar pada data di balik keputusan tersebut.

Abhinav Maheshwari, VP, Marketing Effectiveness Nielsen APAC mengatakan dengan semakin besarnya fragmentasi digital, akurasi data laporan pemasar, pengukuran, dan Laba atas Investasi (ROI) menjadi perhatian utama para pemasar. 


Baca Juga: Nielsen: Konsumsi dan Waktu Menggunakan Media Digital di Ramadan 2021 Meningkat

“Meski 69% pemasar percaya data pihak pertama itu esensial untuk strategi dan kampanye mereka, dan 72% pemasar percaya mereka memiliki akses ke data berkualitas, hanya 26% pemasar global yang sangat yakin dengan data audiens mereka,” katanya dalam keterangan resminya, Senin (18/4). 

Adapun Laporan Pemasaran Tahunan 2022 mendapati para pemasar di seluruh dunia menghadapi tantangan dan kesuksesan di area yang sama, yaitu media sosial adalah kanal berbayar paling efektif, dengan TikTok dan Instagram yang mendominasi pembelanjaan iklan. 

Tercatat, belanja iklan media sosial meningkat 53% di seluruh pemasar global, secara signifikan bahkan lebih dari total kenaikan belanja iklan TV dan radio. Kemudian munculnya TV yang terkoneksi (Connected TV - CTV) di nilai menghadirkan tantangan baru untuk solusi penyasaran yang sifatnya tradisional. 

Baca Juga: Anggap Terlalu Murah, Nielsen Tolak Tawaran Pembelian dari Konsorsium Private Equity

Hal itu karena perhatian terhadap CTV sedang meningkat di antara pemasar global, dengan 51% berencana untuk meningkatkan belanja iklan di CTV atau over the top di tahun mendatang.

Lebih lanjut, laporan Nielsen menunjukkan bahwa 60% pemasar di Asia-Pasifik memasukkan tanggung jawab sosial perusahaan, tata kelola lingkungan dan sosial (59%), dan keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (56%) dalam strategi marketingnya. 

“Meski para pemasar global mengatakan merek mereka mendukung hal tersebut, data Nielsen menunjukkan bahwa 55% konsumen tidak yakin bahwa merek benar-benar melakukannya,” tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .