KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Angka belanja iklan mengalami kenaikan di paruh pertama tahun 2022. Laporan Nielsen Ad Intel menyebutkan, belanja iklan di sepanjang semester I 2022 mencapai Rp 135 triliun, naik sekitar 7% bila dibandingkan dengan realisasi periode sama tahun 2021 lalu yang sebesar Rp 127 triliun. “Data-data ini sebenarnya sudah bisa mengindikasikan bahwa pengiklan sudah mulai percaya diri untuk mulai beriklan,” ujar
Director Client Lead Nielsen Indonesia, Selly Putri dalam acara Nielsen Press Club yang digelar di Millenium Centennial Center, Kuningan, Jakarta (11/8). Data angka belanja iklan yang dihimpun oleh Nielsen dihitung berdasarkan
gross rate card tidak termasuk diskon, promo, paket, dll). Dalam penghimpunan data tersebut, Nielsen memonitor 15 stasiun televisi, 161 media cetak, 104 radio, 200 sites dan 3 media sosial, dan
roadside di Jakarta.
Baca Juga: Nielsen Lakukan Ekspansi Cakupan Pengukuran Audiens TV di Indonesia Beberapa nama besar di industri
fast-moving consumer goods (FMCG) menjadi top pengiklan di paruh pertama 2022. Nama-nama besar tersebut meliputi Unilever, Mayora, P&G, WINGS, Indofood, dan Nestle. Laporan Nielsen tidak merinci berapa persisnya belanja iklan yang digelontorkan oleh keenam pemain FMCG yang masuk dalam kategori pengiklan tersebut. Yang terang, berdasarkan catatan Nielsen, kebanyakan dari pemain FMCG tersebut lebih banyak beriklan melalui media televisi, sementara top pengiklan di sektor lainnya, yakni Valorant, Garena, dan Lazada lebih mengandalkan media iklan digital. “Jadi strategi pengiklan pun ternyata beda. FMCG kebanyakan beriklan di media televisi,” tutur Selly. Menurut penelusuran Kontan.co.id, pengeluaran iklan beberapa emiten FMCG memang mengalami kenaikan beberapa bulan pertama tahun 2022 ini. PT Unilever Indonesia Tbk misalnya. Mengutip laporan keuangan interim per 30 Juni 2022, emiten FMCG berkode saham
UNVR itu mencatatkan pengeluaran Rp 1,58 triliun untuk iklan dan riset pasar pada sepanjang Januari-Juni 2022. Jumlah tersebut naik 39,03% dibanding pengeluaran iklan dan riset pasar UNVR pada Januari-Juni 2021 yang berjumlah Rp 1,14 triliun.
Baca Juga: Nielsen: Belanja Iklan Media Sosial Meningkat 53% di Seluruh Pemasar Global Kenaikan pengeluaran untuk iklan juga dijumpai pada pembukuan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Laporan keuangan interim emiten berkode saham
INDF tersebut menyebutkan, pengeluaran iklan dan promosi INDF mencapai Rp 571,99 miliar di sepanjang Januari-Maret 2022. Jumlah tersebut meningkat 16,59% dibanding realisasi pengeluaran iklan dan promosi INDF pada Januari-Maret 2021 yang berjumlah Rp 489,88 miliar. Belum ketahuan berapa angka realisasi pengeluaran iklan dan riset INDF sampai Juni 2022. Saat tulisan ini dibuat, INDF belum merilis laporan keuangan interim per 30 Juni 2022. Sementara itu, pengeluaran iklan dan promosi PT Mayora Indah Tbk (
MYOR) mengalami penurunan mini di paruh pertama 2022, namun jumlahnya menembus angka Rp 1 triliun. Berdasarkan laporan keuangan interim perusahaan, pengeluaran iklan dan promosi MYOR berjumlah Rp 1,24 triliun di sepanjang Januari-Juni 2022, turun 20,82% dibanding realisasi Januari-Juni 2022 yang mencapai Rp 1,57 triliun. Kontan.co.id belum memperoleh informasi mengenai data pengeluaran iklan dan promosi top pengiklan lainnya saat tulisan ini dibuat. Sekretaris Perusahaan MYOR, Yuni Gunawan mengatakan, MYOR menempatkan
brand sebagai aset perusahaan yang berharga dan harus dipertahankan. Sejalan dengan hal ini, MYOR tidak pernah berhenti melakukan investasi pada brand.
Baca Juga: Nielsen Proyeksikan Belanja Iklan Bisa Tumbuh Lebih 14% Tahun Ini “Investasi pada
brand salah satunya dilakukan dengan cara melakukan promosi dalam bentuk iklan,” tutur Yuni saat dihubungi Kontan.co.id (11/8). Yuni tidak merinci berapa rencana belanja iklan perusahaan sampai tutup tahun 2022 nanti. Yang terang, MYOR, kata Yuni, memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan dengan situasi yang kondisi yang ada di lapangan. Yuni tidak merinci, berapa rencana belanja iklan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .