JAKARTA. Dalam masa puasa tahun ini, konsumen akan lebih banyak menghabiskan dananya untuk untuk membeli makanan dan minuman di supermarket ketimbang di minimarket atau di pasar tradisional. Hal tersebut muncul dari hasil riset yang dilansir Nielsen Company Indonesia yang dirilis hari Kamis (12/8) ini. “Konsumen membeli banyak untuk stok sepekan atau lebih, sehingga lebih senang belanja ke supermarket,” kata Teguh Yunanto, Executive Director Retail Management Services Nielsen di Jakarta. Akibatnya, di bulan puasa ini, penjualan makanan dan minuman di supermarket naik tinggi dibadingkan bulan regular.Tahun 2009 lalu, penjualan makanan dan minuman di supermarket mencatatkan pertumbuhan sebesar 40% dibandingkan dengan tahun 2008; sedangkan untuk minimarket hanya tumbuh 19%, dan hypermarket tumbuh 10%. “2010 ini akan ada kenaikan lebih tinggi lagi,” kata Teguh.Tak kurang dari 24% dari total penjualan makanan dan minuman di supermarket terjadi pada bulan puasa dan lebaran pada tahun 2009 lalu; sisanya dilakukan dibulan reguler. Sedangkan belanja makanan dan minuman di minimarket itu 19%, sisanya di bulan reguler lainnya. “Sedangkan di toko tradisional hanya 10%, 90% sisanya di bulan reguler,” kata Teguh.Jenis makanan dan munuman yang akan mengalami kenaikan penjualan tersebut adalah biskuit, sirup, dan juga soft drink. Untuk produk soft drink seperti Coca-Cola dan juga Sprite dan Fanta diperkirakan mengalami kenaikan penjualan 50% di bulan puasa dibandingkan bulan sebelumnya.Selain makanan dan minuman, terdapat juga produk segar yang akan mengalami kenaikan penjualan karena naiknya permintaan. Produk tersebut adalah daging dan juga buah-buahan. Kedua produk ini tahun 2008 dan 2009 mencatat mengalami kenaikan permintaan yang tinggi. "Dimungkinkan harganya tahun 2010 ini juga mengalami kenaikan," jelas Teguh. Di sisi lain, Irawan Kadarman, Direktur Hubungan Perusahaan PT Carrefour Indonesia juga membenarkan adanya peningkatan signifikan pada permintaan makanan dan minuman. Produk yang banyak diminati konsumen antara lain makanan dan minuman ringan dan dessert manis. Lalu makanan segar menempati posisi kedua yang paling banyak dibeli konsumen. Dua minggu menjelang Lebaran nanti, barulah permintaan pakaian meningkat. "Meski permintaan meningkat, namun kami sudah memasok produk sejak dua bulan silam sehingga harga stabil," ujar Irawan. Tutum Rahanta, Ketua Harian Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengatakan, mengantisipasi permintaan masyarakat yang melonjak dua bulan ini, maka pengusaha sudah menyiapkan pasokan lebih banyak. Untuk pakaian misalnya, pengusaha sudah menyiapkan pasokan dua sampai tiga kali lebih banyak dari bulan-bulan biasa. Permintaan yang tinggi sehingga menimbulkan peningkatan harga pun diprediksi tak akan mengerem belanja masyarakat. "Di periode ini masyarakat akan mendahulukan kebutuhan perayaan, ekonomi yang lebih stabil, serta adanya tunjangan hari raya (THR) membuat daya beli mereka lebih tinggi," ujar Tutum.
Nielsen: Puasa, konsumen suka belanja di supermarket
JAKARTA. Dalam masa puasa tahun ini, konsumen akan lebih banyak menghabiskan dananya untuk untuk membeli makanan dan minuman di supermarket ketimbang di minimarket atau di pasar tradisional. Hal tersebut muncul dari hasil riset yang dilansir Nielsen Company Indonesia yang dirilis hari Kamis (12/8) ini. “Konsumen membeli banyak untuk stok sepekan atau lebih, sehingga lebih senang belanja ke supermarket,” kata Teguh Yunanto, Executive Director Retail Management Services Nielsen di Jakarta. Akibatnya, di bulan puasa ini, penjualan makanan dan minuman di supermarket naik tinggi dibadingkan bulan regular.Tahun 2009 lalu, penjualan makanan dan minuman di supermarket mencatatkan pertumbuhan sebesar 40% dibandingkan dengan tahun 2008; sedangkan untuk minimarket hanya tumbuh 19%, dan hypermarket tumbuh 10%. “2010 ini akan ada kenaikan lebih tinggi lagi,” kata Teguh.Tak kurang dari 24% dari total penjualan makanan dan minuman di supermarket terjadi pada bulan puasa dan lebaran pada tahun 2009 lalu; sisanya dilakukan dibulan reguler. Sedangkan belanja makanan dan minuman di minimarket itu 19%, sisanya di bulan reguler lainnya. “Sedangkan di toko tradisional hanya 10%, 90% sisanya di bulan reguler,” kata Teguh.Jenis makanan dan munuman yang akan mengalami kenaikan penjualan tersebut adalah biskuit, sirup, dan juga soft drink. Untuk produk soft drink seperti Coca-Cola dan juga Sprite dan Fanta diperkirakan mengalami kenaikan penjualan 50% di bulan puasa dibandingkan bulan sebelumnya.Selain makanan dan minuman, terdapat juga produk segar yang akan mengalami kenaikan penjualan karena naiknya permintaan. Produk tersebut adalah daging dan juga buah-buahan. Kedua produk ini tahun 2008 dan 2009 mencatat mengalami kenaikan permintaan yang tinggi. "Dimungkinkan harganya tahun 2010 ini juga mengalami kenaikan," jelas Teguh. Di sisi lain, Irawan Kadarman, Direktur Hubungan Perusahaan PT Carrefour Indonesia juga membenarkan adanya peningkatan signifikan pada permintaan makanan dan minuman. Produk yang banyak diminati konsumen antara lain makanan dan minuman ringan dan dessert manis. Lalu makanan segar menempati posisi kedua yang paling banyak dibeli konsumen. Dua minggu menjelang Lebaran nanti, barulah permintaan pakaian meningkat. "Meski permintaan meningkat, namun kami sudah memasok produk sejak dua bulan silam sehingga harga stabil," ujar Irawan. Tutum Rahanta, Ketua Harian Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengatakan, mengantisipasi permintaan masyarakat yang melonjak dua bulan ini, maka pengusaha sudah menyiapkan pasokan lebih banyak. Untuk pakaian misalnya, pengusaha sudah menyiapkan pasokan dua sampai tiga kali lebih banyak dari bulan-bulan biasa. Permintaan yang tinggi sehingga menimbulkan peningkatan harga pun diprediksi tak akan mengerem belanja masyarakat. "Di periode ini masyarakat akan mendahulukan kebutuhan perayaan, ekonomi yang lebih stabil, serta adanya tunjangan hari raya (THR) membuat daya beli mereka lebih tinggi," ujar Tutum.