Nigeria tawarkan Indonesia kerja sama investasi



JAKARTA. Mantan Presiden Republik Federasi Nigeria Olusegun Obasanjo melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kantor Presiden, pada hari ini, Jumat (25/10).

Dalam kunjungan tersebut, Obasanjo menawarkan peluang kerja sama antara Indonesia dan Nigeria terus membaik dan ia mengundang perusahaan Indonesia untuk berinvestasi di Nigeria.

Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar, Obasanjo menginginkan agar hubungan perdagangan kedua negara bisa terus meningkat.


Saat ini, nilai perdagangan Indonesia-Nigeria sebesar US$ 4 miliar. Selain bidang perdagangan, Mantan Presiden Nigeria ini juga meminta agar Indonesia meningkatkan investasinya di Nigeria.

"Di Nigeria, kita sudah memiliki 12 perusahaan yang berinvestasi, seperti perusahaan perkebunan, consumer produk, di dalam produk makanan, minuman juga ada, ada juga produk obat. Jadi mereka senang dan berharap investasi kita di sana bisa ditingkatkan terus," beber Mahendra di Kantor Presiden.

Selain itu, Indonesia juga bisa menggunakan Nigeria sebagai basis untuk mengembangkan investasi dan perdagangan dengan negara-negara lain di Benua Hitam tersebut.

Selain produk perkebunan, makanan dan minuman, Nigeria juga menginginkan agar Indonesia mau berinvestasi dalam membangun infrastruktur yang dibutuhkan di sana. 

Menurut Mahendra, peluang investasi di Nigeria terbuka lebar karena wilayah tersebut menguntungkan bagi investor. Pasalnya, Nigeria adalah negara besar dan merupakan negara dengan perekonomian terbesar di kawasan tengah dan barat Afrika.

Sementara potensi tersebut terus meningkat dan mengalami pertumbuhan yang terus membaik. "Jadi semua investor di sana terus melakukan perluasan," terang mantan wakil menteri keuangan ini.

Namun sayang, Mahendra mengaku tidak ingat berapa nilai investasi Indonesia di Nigeria saat ini. Ia hanya bisa mengatakan, bahwa selain 12 perusahaan asal Indonesia yang berinvestasi di sana, terdapat juga sekitar 30 perusahaan lain yang memiliki agen atau rantai pasok di sana. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan