JAKARTA. Ada banyak alasan yang membuat seseorang tidak bisa menabung. Menabung dianggap sebagai sesuatu yang mustahil di tengah pengeluaran yang besar. Financial Planner Ligwina Hananto dalam seminar "Finansial for Modern Woman" di Indonesia Financial Expo & Forum (IFEF), Jakarta Convention Center (JCC) , Jumat (5/10) menjelaskan, setidaknya ada sembilan poin alasan mengapa seseorang tidak bisa menabung. "Point pertama adalah cicilan utang," ucap Ligwina. Menurutnya, sebagian orang yang mempunyai cicilan utang, rupanya tidak sesuai dengan penghasilan yang diterima. Hal ini tentu saja mempengaruhi apakah seseorang bisa menabung atau tidak. Selain cicilan utang, delapan point alasan lain yang membuat seseorang tidak bisa menabung adalah premi asuransi, rumah tangga, transportasi, anak, keluarga, pekerja, kesehatan, dan pribadi. Oleh sebab itu, lanjut penulis buku Untuk Indonesia yang Kuat: 100 Langkah Untuk Tidak Miskin, sebagai solusinya, sembilan poin pengeluaran tersebut harus dialokasikan dengan benar. Misalnya, poin pertama (cicilan utang) maksimal sebesar 30% dari penghasilan, poin kedua hingga kedelapan sebesar 20% - 40 %, dan poin kesembilan sebesar 20%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Nih, obat penangkal 9 alasan sulit menabung
JAKARTA. Ada banyak alasan yang membuat seseorang tidak bisa menabung. Menabung dianggap sebagai sesuatu yang mustahil di tengah pengeluaran yang besar. Financial Planner Ligwina Hananto dalam seminar "Finansial for Modern Woman" di Indonesia Financial Expo & Forum (IFEF), Jakarta Convention Center (JCC) , Jumat (5/10) menjelaskan, setidaknya ada sembilan poin alasan mengapa seseorang tidak bisa menabung. "Point pertama adalah cicilan utang," ucap Ligwina. Menurutnya, sebagian orang yang mempunyai cicilan utang, rupanya tidak sesuai dengan penghasilan yang diterima. Hal ini tentu saja mempengaruhi apakah seseorang bisa menabung atau tidak. Selain cicilan utang, delapan point alasan lain yang membuat seseorang tidak bisa menabung adalah premi asuransi, rumah tangga, transportasi, anak, keluarga, pekerja, kesehatan, dan pribadi. Oleh sebab itu, lanjut penulis buku Untuk Indonesia yang Kuat: 100 Langkah Untuk Tidak Miskin, sebagai solusinya, sembilan poin pengeluaran tersebut harus dialokasikan dengan benar. Misalnya, poin pertama (cicilan utang) maksimal sebesar 30% dari penghasilan, poin kedua hingga kedelapan sebesar 20% - 40 %, dan poin kesembilan sebesar 20%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News