Nih, tips bagi investor reksadana dollar AS



JAKARTA. Pelemahan rupiah akhir-akhir ini berimbas pada kinerja reksadana dollar Amerika Serikat (AS). Investor reksadana dollar AS bisa mengatur strategi sesuai kebutuhan menghadapi pelemahan rupiah.

Pada kondisi ini, reksadana dollar AS akan terkoreksi jika didominasi oleh aset dasar berdenominasi rupiah seperti saham. Sedangkan kinerjanya masih cukup baik bagi produk yang didominasi oleh aset dasar denominasi dollar AS seperti obligasi INDON dan deposito dollar AS.

Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, Anil Kumar mengatakan reksadana pendapatan tetap dollar AS merupakan yang paling tidak berpengaruh terhadap kinerja pelemahan rupiah. Pasalnya reksadana jenis ini dapat dengan mudah menanamkan 80% lebih dana kelolaannya di aset dasar Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi dollar AS. Sehingga nilai investasinya tidak akan tergerus oleh risiko nilai tukar.


Ashmore Asset Mananagement Indonesia sendiri punya produk reksadana pendapatan tetap dollar AS bertajuk Ashmore Dana USD Nusantara. "Sedangkan obligasi pemerintah bermata uang USD lebih banyak dipengaruhi oleh pergerakan dan ekspektasi US treasury dan risiko negara Indonesia itu sendiri,” ujar Anil.

Nah, pada pelemahan rupiah ini, Anil justru menganggap baik bagi kondisi fundamental Indonesia. Menurutnya pelemahan rupiah dalam batas wajar seperti sekarang, akan meningkatkan stabilitas neraca perdagangan dan menjadi momentum bagi pemerintah untuk menggenjot ekspor sektor non-komoditas.

Panin Asset Management (PAM) juga punya reksadana dollar AS bertajuk Panin Dana US Dollar. Direktur PAM Ridwan Soetedja mengatakan saat ini pihaknya mengalokasikan 73% dana kelolaan pada aset dasar SUN dollar AS seperti INDON 18 dan INDON 44. Sedangkan 15% dana kelolaan ada di efek saham domestik yang berdenominasi rupiah.

“Tapi itu memang strategi portofolio Panin Dana US Dollar. Bukan karena saat ini rupiah tengah melemah,” ujar Ridwan. Ia juga mengatakan hingga kini belum ada tanda-tanda kepanikan investor Panin Dana US Dollar terkait dengan pelemahan rupiah. Ini ditandai dengan nilai redemption maupun subscription yang masih dalam batas wajar. Ridwan bilang hal ini mungkin dikarenakan investor produk tersebut memang membutuhkan hasil investasi yang juga dalam dollar AS. “Sehingga investor tidak khawatir terhadap risiko kurs,” tambahnya.

Analis Infovesta Utama Vilia Wati mengatakan secara umum kinerja reksadana saham dan campuran dollar AS merupakan jenis yang paling terkena dampak negatif pada pelemahan rupiah. Pasalnya, reksadana ini menyimpan aset dasar berupa saham berdenominasi rupiah.  “Penempatan pada efek rupiah baru menguntungkan jika rupiah dalam tren menguat,” ujar Vilia.

Ia menyarankan agar investor reksadana dollar AS menyusun strategi sesuai kebutuhan. Menurutnya jika investor punya keyakinan rupiah terus berlanjut, maka investor dapat menginvestasikan dollar AS yang dimiliki ke reksadana dengan aset dasar mayoritas berdenominasi dollar AS. Dengan demikian investor dapat menikmati hasil investasi berupa selisih kurs saat rupiah kembali melemah.

Sedangkan Ridwan menyarankan jika kebutuhan investor dalam rupiah namun memiliki likuiditas lebih dalam dollar AS, sebaiknya investor menunggu pelemahan rupiah usai baru membeli unit penyertaan reksadana dollar AS. “Tunggu jika rupiah sudah stabil di Rp 12.000 supaya hasil investasi investor tidak tergerus kurs,” ungkap Ridwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto