JAKARTA. Berbagai katalis positif berpeluang menyokong performa nikel hingga level US$ 10.150 per metrik ton pada paruh pertama tahun 2016. Mengutip Bloomberg, Rabu (20/4) pukul 13.06 WIB, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) merosot 1,9% dibandingkan hari sebelumnya ke level US$ 9.093,87 per metrik ton. Namun, dalam sepekan, harga nikel telah menanjak 1,21%. Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka menerawang, harga nikel berpotensi menanjak hingga US$ 10.150 per metrik ton pada semester I 2016. Faktor pendorongnya, pemerintah Indonesia bakal melakukan moratorium kepada berbagai perusahaan tambang. "Kemungkinan mereka tidak akan melakukan eksplorasi kembali. Bisa menekan stok nikel," jelasnya.
Nikel berpotensi merangkak ke US$ 10.150
JAKARTA. Berbagai katalis positif berpeluang menyokong performa nikel hingga level US$ 10.150 per metrik ton pada paruh pertama tahun 2016. Mengutip Bloomberg, Rabu (20/4) pukul 13.06 WIB, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) merosot 1,9% dibandingkan hari sebelumnya ke level US$ 9.093,87 per metrik ton. Namun, dalam sepekan, harga nikel telah menanjak 1,21%. Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka menerawang, harga nikel berpotensi menanjak hingga US$ 10.150 per metrik ton pada semester I 2016. Faktor pendorongnya, pemerintah Indonesia bakal melakukan moratorium kepada berbagai perusahaan tambang. "Kemungkinan mereka tidak akan melakukan eksplorasi kembali. Bisa menekan stok nikel," jelasnya.