Nikel ikut rasakan angin segar dari ucapan Yellen



JAKARTA. Harga nikel kembali bertenaga setelah Gubernur The Fed, Janet Yellen meredam spekulasi Bank Sentral Amerika Serikat (AS) akan menaikkan suku bunga. Pernyataan dovish Yellen melukai pergerakan dollar AS sehingga memberi sentimen positif pada nikel yang diperdagangkan dengan USD.

Mengutip Bloomberg, Rabu (30/3) pukul 12.23 WIB, harga nikel kontrak tiga bulan di London Metal Exchange menguat 0,5% ke level US$ 8.495 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Namun dalam sepekan terakhir, nikel tergerus 2,3%.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, harga nikel terangkat oleh pernyataan Yellen yang berhati - hati dalam menaikkan tingkat suku bunga The Fed. Sentimen ini dapat mengangkat harga dalam jangka pendek.


Namun jika dilihat secara fundamental, semua komoditas termasuk nikel masih dalam kondisi oversupply. Lemahnya permintaan akibat perlambatan ekonomi global melukai harga nikel.

Di tengah krisis ekonomi global yang melanda sebagian besar wilayah Amerika, Eropa, dan Asia, negara India yang mencatat pertumbuhan ekonomi cukup solid. Meski demikian, konsumsi dari India tak cukup mengangkat harga nikel lantaran jumlahnya kecil. Apalagi, India juga menerapkan bea masuk impor yang cukup tinggi sehingga menambah rintangan masuknya nikel ke India.

Selama permintaan masih melambat, kenaikan harga nikel hanya berharap pada komentar politis dan data - data ekonomi, baik dari China, Eropa maupun AS sebagai konsumen nikel terbesar di dunia. Di samping itu, data ekonomi AS juga dapat mempengaruhi pergerakan mata uang USD sehingga turut berdampak pada harga nikel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto