Nikel sulit bangkit dibayangi prospek oversupply



JAKARTA. Ditunjuknya Roy Cimatu sebagai Sekretaris Lingkungan Filipina yang baru membayangi harga nikel karena prospek kelebihan pasokan. Kemungkinan ini membuat harga nikel sulit bangkit dalam jangka pendek.

Mengutip Bloomberg, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange pada perdagangan Rabu (10/5) ditutup melemah ke level US$ 9.120 per metrik ton atau turun 1,03% dibandingkan hari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir nikel telah tergerus 1,19%.

Cimatu ditunjuk Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk menggantikan Gina Lopez yang sempat diprotes akibat kebijakannya untuk menutup 23 tambang yang merusak lingkungan.


Ditunjuknya Cimatu yang sempat menjabat sebagai Kepala Staf Pasukan Bersenjata Filipina diharapkan mampu kembali meningkatkan produksi nikel Filipina tahun ini.

"Potensi oversupply nikel jadi semakin tinggi sehingga semakin membuat harga nikel tertekan," ujar Ibrahim, Direktur Utama PT Garuda Berjangka.

Eks pejabat militer Filipina ini dikenal membuat kebijakan yang lebih berhati-hati ketimbang pendahulunya. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan produksi nikel Filipina tahun ini.

Produksi nikel Filipina di kuartal I-2017 turun 51%menjadi 1,71 juta ton. Padahal di tahun sebelumnya, Filipina mampu memproduksi 3,46 juta ton.

Dilansir dari Bloomberg, 21 tambang nikel di Filipina dilaporkan tidak memproduksi bijih nikel lantaran cuaca buruk, pemeliharaan tambang, dan ditutupnya tambang akibat pelanggaran aturan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto