TOKYO. Mayoritas saham di bursa Jepang mengalami reli pagi ini. Kondisi itu terjadi setelah data manufaktur AS mengalami kenaikan melampaui estimasi sehingga mendongkrak outlook kinerja eksportir. Pada pukul 09.27 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 1,2% menjadi 9.989,70. Sedangkan indeks Topix naik 1,3% menjadi 865,16.Sejumlah saham yang mempengaruhi pergerakan bursa Jepang antara lain: Toyota Motor Corp naik 1,5%, Sony Corp naik 0,9%, dan Nintendo Co naik 1,8%. "Kenaikan pada indeks manufaktur menunjukkan tingkat konsumsi AS meningkat. Kondisi itu juga memberikan sinyal perekonomian global akan kian pulih hingga akhir tahun ini," jelas Takero Inaizumi, head of equity research Mizuho Investors Securities Co. Sekadar tambahan informasi, the Institute for Supply Management's factory index AS naik ke posisi 55,3 pada bulan lalu dari 53,5 pada Mei. Ini merupakan kenaikan pertama sejak Febuari. Sementara, sejumlah ekonom yang disurvei Bloomberg memprediksi, indeks akan turun ke posisi 52. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Nikkei menghijau pagi ini akibat sentimen positif dari AS
TOKYO. Mayoritas saham di bursa Jepang mengalami reli pagi ini. Kondisi itu terjadi setelah data manufaktur AS mengalami kenaikan melampaui estimasi sehingga mendongkrak outlook kinerja eksportir. Pada pukul 09.27 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 1,2% menjadi 9.989,70. Sedangkan indeks Topix naik 1,3% menjadi 865,16.Sejumlah saham yang mempengaruhi pergerakan bursa Jepang antara lain: Toyota Motor Corp naik 1,5%, Sony Corp naik 0,9%, dan Nintendo Co naik 1,8%. "Kenaikan pada indeks manufaktur menunjukkan tingkat konsumsi AS meningkat. Kondisi itu juga memberikan sinyal perekonomian global akan kian pulih hingga akhir tahun ini," jelas Takero Inaizumi, head of equity research Mizuho Investors Securities Co. Sekadar tambahan informasi, the Institute for Supply Management's factory index AS naik ke posisi 55,3 pada bulan lalu dari 53,5 pada Mei. Ini merupakan kenaikan pertama sejak Febuari. Sementara, sejumlah ekonom yang disurvei Bloomberg memprediksi, indeks akan turun ke posisi 52. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News