NIKL berharap bisa tumbuh tahun ini, ini strategi perusahaan



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) atau Latinusa optimistis masih bisa mencatatkan pertumbuhan laba bersih pada tahun ini. Emiten tinplate tersebut memproyeksi, pertumbuhan laba single digit di sepanjang tahun 2021.

“Kayaknya tumbuh sekitar masih di bawah 10% lah laba di tahun 2021,” ungkap Direktur Utama  NIKL, Jetrinaldi dalam paparan publik yang disiarkan secara virtual, Kamis (8/4).

Kinerja laba NIKL rencananya juga bakal ditopang oleh penjualan. Jetrinaldi bilang, NIKL menargetkan bisa menggenggam penguasaan pangsa pasar atawa market share di atas 64% di pasar tinplate domestik pada tahun ini, naik dari capaian market share perusahaan di tahun-tahun sebelumnya.


Asal tahu, berdasarkan catatan perusahaan, NIKL menguasai 63% market share pasar tinplate domestik pada tahun 2019, sementara sisanya dikuasai oleh tinplate impor. 

Komposisi tersebut sedikit berubah di tahun 2020. Tercatat, dalam catatan perusahaan, market share NIKL naik menjadi 64%, sementara market share tinplate impor turun tipis menjadi 36%.

Untuk memacu kinerja, NIKL berencana membidik segmen-segmen pasar yang dirasa menjanjikan, seperti misalnya sub sektor industri susu. Direktur Komersial NIKL, Yulia Heryati mengatakan, masih ada ceruk-ceruk pasar tinplate di industri susu yang belum tergarap dan bisa dikejar oleh perusahaan. 

Di samping itu, segmen pasar industri susu juga dinilai memberi margin yang baik. “Susu adalah target market yang sangat baik dengan keuntungan yang lumayan baik,” tutur Yulia di acara yang sama.

Industri susu memang tercatat sebagai segmen pasar dengan kontribusi paling besar dalam total penjualan tinplate perusahaan. Porsinya dalam total penjualan juga meningkat pada dua tahun terakhir ini.

Mengutip materi paparan publik perusahaan, industri susu tercatat menyumbang 25,12% dari total penjualan NIKL di tahun 2019. Adapun penjualan sisanya disumbang oleh beragam industri mulai dari makanan, cat, kimia, serta masih banyak lagi dengan porsi kontribusi yang lebih rendah.

Di tahun 2020, porsi kontribusi industri susu dalam penjualan NIKL meningkat menjadi 31,55%. Dengan porsi tersebut, industri susu masih tercatat sebagai segmen pasar yang memiliki porsi kontribusi paling besar dalam penjualan NIKL.

“Kami dari beberapa tahun lalu kita ingin (kontribusi)  susunya lebih berkembang lagi, karena memang marketnya masih ada celah yang bisa diambil,” terang Yulia.

Selain membidik segmen-segmen pasar yang dirasa menjanjikan, NIKL juga bakal berfokus melakukan efisiensi untuk menjaga kinerja, terutama dalam hal penggunaan bahan baku. 

Strategi untuk menjaga pengeluaran pernah diterapkan oleh NIKL dan membuahkan hasil sebelumnya. Di tahun 2020, NIKL berusaha menekan beban keuangan. Hasilnya, pos biaya keuangan NIKL turun 32,10% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula US$ 1,85 juta di tahun 2019 menjadi US$ 1,25 juta pada tahun 2020.

Penurunan tersebut juga melengkapi penurunan pengeluaran yang terjadi pada sejumlah pos beban lain seperti beban pokok penjualan serta pos beban penjualan dan distribusi. Dalam laporan keuangan tahunan perusahaan, beban pokok penjualan NIKL tercatat turun 11,53% yoy dari semula US$ 152,55 juta di tahun 2019 menjadi US$ 134,95 juta pada tahun 2020.

Sementara itu,beban penjualan dan distribusi tercatat turun 4,96% yoy dari US$ 3,28 juta di tahun 2019 menjadi US$ 3,12 juta di tahun 2020.

Dengan adanya penurunan pada pos-pos pengeluaran yang ada, NIKL berhasil mengempit laba bersih tahun berjalan sebesar US$ 2,71 juta di tahun 2020, naik tipis 1,40% dari realisasi laba bersih tahun berjalan 2019 yang sebesar US$ 2,68 juta. Pertumbuhan mini tersebut didapat ketika penjualan NIKL menyusut 11,25% yoy dari semula US$ 163,08 juta menjadi US$ 144,73 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini