JAKARTA. Walaupun kinerja tahun ini, terkendala oleh perlambatan ekonomi global, namun PT Pelat Timah Nusantara Tbk atau PT Latinusa Tbk (NIKL), mampu menyiasati posisinya di pasar domestik. Direktur Komersial NIKL, Suprapto menyebut tahun 2011 lalu, perseroan masih menguasai 48% pangsa pasar dari industri. "Sedangkan posisi kami sudah menguasai 53% sampai kuartal ketiga kemarin," ujarnya dalam paparan publik, Kamis (8/11) di Jakarta. Suprapto menjelaskan, masuknya tinplate (bahan baku kaleng) impor ke pasar domestik cukup memberikan harga yang kompetitif, sehingga memberikan kesulitan bagi mereka untuk pemasaran di dalam negeri. "Ke depannya kami berharap akan terjadi persaingan harga yang kompetitif dengan impor berkaitan dengan telah diumumkannya penyelidikan anti dumping," kata Suprapto. Suprapto bilang, lambatnya perekonomian global mengubah kontribusi import atas penjualannya. "Tahun lalu China menguasai 37% dari tujuan ekspor kami, tahun ini berkurang hanya di posisi 29%," jelas Suprapto. Sedangkan yang kini memiliki kontribusi yang cukup signifikan atas produksi NIKL, adalah Korea Selatan. "Kenaikan ekspor, berkaitan dengan kerjasama tinplate antara pemerintah China dengan pemerintah Korea," ujar Suprapto. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
NIKL kuasai pangsa pasar 53%
JAKARTA. Walaupun kinerja tahun ini, terkendala oleh perlambatan ekonomi global, namun PT Pelat Timah Nusantara Tbk atau PT Latinusa Tbk (NIKL), mampu menyiasati posisinya di pasar domestik. Direktur Komersial NIKL, Suprapto menyebut tahun 2011 lalu, perseroan masih menguasai 48% pangsa pasar dari industri. "Sedangkan posisi kami sudah menguasai 53% sampai kuartal ketiga kemarin," ujarnya dalam paparan publik, Kamis (8/11) di Jakarta. Suprapto menjelaskan, masuknya tinplate (bahan baku kaleng) impor ke pasar domestik cukup memberikan harga yang kompetitif, sehingga memberikan kesulitan bagi mereka untuk pemasaran di dalam negeri. "Ke depannya kami berharap akan terjadi persaingan harga yang kompetitif dengan impor berkaitan dengan telah diumumkannya penyelidikan anti dumping," kata Suprapto. Suprapto bilang, lambatnya perekonomian global mengubah kontribusi import atas penjualannya. "Tahun lalu China menguasai 37% dari tujuan ekspor kami, tahun ini berkurang hanya di posisi 29%," jelas Suprapto. Sedangkan yang kini memiliki kontribusi yang cukup signifikan atas produksi NIKL, adalah Korea Selatan. "Kenaikan ekspor, berkaitan dengan kerjasama tinplate antara pemerintah China dengan pemerintah Korea," ujar Suprapto. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News