JAKARTA. Kinerja PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) melempem di sepanjang tahun lalu. Perseroan bahkan merugi sebesar Rp 19,263 miliar di akhir 2011. Padahal, tahun sebelumnya, emiten yang kerap disebut Latinusa ini masih bisa membukukan laba bersih Rp 74,576 miliar. Laporan keuangan NIKL (audited) yang dirilis Rabu (28/3) menunjukkan, kerugian terjadi akibat surutnya penjualan. Pada tahun lalu, perusahaan hanya membukukan penjualan bersih senilai Rp 1,264 triliun. Angka tersebut lebih rendah 7% dibanding pencapaian tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,362 triliun.Meski penjualan turun, namun harga pokok penjualan justru naik tipis pada tahun lalu. Akibatnya, laba kotor pun terpangkas hingga 53,7% menjadi Rp 85,621 miliar, dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 185 miliar. Margin laba kotor surut dari semula 13,58% di 2010, menjadi hanya 6,77% pada tahun lalu.Dus, perusahaan pun menderita rugi usaha sebesar Rp 14,673 miliar di akhir tahun lalu. Berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya yang masih mencatatkan laba usaha sebesar Rp 77 miliar. Margin laba operasi tercatat minus 1,16%, dibanding periode sebelumnya mencapai 5,65%.Tak ayal, anak usaha PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) ini pun menderita rugi di 2011. Kerugian itu terlihat dari margin laba bersih yang minus 1,52%, dibanding tahun sebelumnya yang masih positif 5,48%.Adapun, hingga perdagangan pukul 9.50 di Jakarta, saham NIKL stagnan di level Rp 1.870 per saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
NIKL merugi Rp 19,263 miliar di 2011
JAKARTA. Kinerja PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) melempem di sepanjang tahun lalu. Perseroan bahkan merugi sebesar Rp 19,263 miliar di akhir 2011. Padahal, tahun sebelumnya, emiten yang kerap disebut Latinusa ini masih bisa membukukan laba bersih Rp 74,576 miliar. Laporan keuangan NIKL (audited) yang dirilis Rabu (28/3) menunjukkan, kerugian terjadi akibat surutnya penjualan. Pada tahun lalu, perusahaan hanya membukukan penjualan bersih senilai Rp 1,264 triliun. Angka tersebut lebih rendah 7% dibanding pencapaian tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,362 triliun.Meski penjualan turun, namun harga pokok penjualan justru naik tipis pada tahun lalu. Akibatnya, laba kotor pun terpangkas hingga 53,7% menjadi Rp 85,621 miliar, dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 185 miliar. Margin laba kotor surut dari semula 13,58% di 2010, menjadi hanya 6,77% pada tahun lalu.Dus, perusahaan pun menderita rugi usaha sebesar Rp 14,673 miliar di akhir tahun lalu. Berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya yang masih mencatatkan laba usaha sebesar Rp 77 miliar. Margin laba operasi tercatat minus 1,16%, dibanding periode sebelumnya mencapai 5,65%.Tak ayal, anak usaha PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) ini pun menderita rugi di 2011. Kerugian itu terlihat dari margin laba bersih yang minus 1,52%, dibanding tahun sebelumnya yang masih positif 5,48%.Adapun, hingga perdagangan pukul 9.50 di Jakarta, saham NIKL stagnan di level Rp 1.870 per saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News