Nilai Aset Bersih Rekor, Laba Bersih Saratoga (SRTG) Justru Anjlok 81%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatatkan kenaikan net asset value (NAV) alias nilai aset bersih di 2022. NAV Saratoga sebesar Rp 60,9 triliun, meningkat 8% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 56,3 triliun.

Presiden Direktur SRTG Michael William P. Soeryadjaya mengatakan, pertumbuhan NAV yang tetap positif di tengah berbagai tekanan faktor ekonomi sepanjang tahun lalu membuktikan soliditas dari strategi investasi dan kuatnya fundamental bisnis portofolio investasi Saratoga.

Tahun lalu, dividen yang diperoleh dari perusahaan portofolio mencapai Rp 2,6 triliun. Pencapaian tersebut merefleksikan kenaikan sebesar 57% secara tahunan (YoY) dan menjadi rekor dividen terbesar yang pernah diperoleh Saratoga. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) menjadi kontributor dividen terbesar di tahun lalu.


“Kami menyampaikan apresiasi atas kinerja luar biasa portofolio investasi seperti ADRO, MDKA, TBIG, MPMX dan portofolio lainnya, sehingga berhasil mengoptimalkan peluang bisnis yang ada dan menghasilkan setoran dividen yang menjadi rekor sepanjang usia Saratoga," ungkap Michael dalam siaran pers, Senin (13/3).

Baca Juga: Laba Saratoga Investama Sedaya (SRTG) Merosot Menjadi Rp 4,61 Triliun pada 2022

Meski begitu, laba bersih Saratoga justru turun dalam. Laba bersih SRTG tercatat sebesar Rp 4,62 triliun di tahun 2022, merosot 81,43% dibanding tahun 2021 yang sebesar Rp 24,89 triliun.

Anjloknya laba Saratoga disebabkan oleh penurunan keuntungan bersih atas investasi pada saham dan efek ekuitas lain. Pos pendapatan ini merosot 84,75% menjadi Rp 3,72 triliun pada tahun lalu dari Rp 24,41 triliun di tahun sebelumnya.

Michael menyampaikan bahwa di tengah lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga, baik global maupun domestik, pada tahun 2022 Saratoga berhasil memangkas nilai utang menjadi Rp 1,6 triliun atau turun lebih dari 60% dibandingkan tahun 2021. Hal ini juga menyebabkan utang bersih Saratoga berada di posisi yang cukup rendah, yaitu Rp 688 miliar.

Menurut dia, Saratoga memiliki ruang yang terbuka lebar untuk mengoptimalkan setiap peluang investasi yang sesuai dengan DNA investasi perusahaan. “Kami berharap peningkatan portofolio investasi Saratoga akan terus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan membuka lebih banyak lapangan kerja bagi Indonesia,” kata Michael.

Baca Juga: Analis Rekomendasikan Beli Saham Saratoga Investama (SRTG), Ini Alasannya

Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan menambahkan, di tengah berbagai tekanan ekonomi dan meningkatnya risiko investasi di seluruh dunia, Saratoga mampu menjaga rasio biaya operasional dan pinjaman pada batas yang sehat. Pada tahun 2022 rasio biaya operasional terhadap NAV sebesar 0,4%. Sementara rasio pinjaman terhadap NAV turun menjadi 1,1% dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 5,8%. 

"Pengalaman yang semakin matang dan kemampuan Saratoga dalam mengeksekusi strategi investasi di masa-masa pandemi COVID-19 selama tiga tahun ke belakang juga menjadi pendorong NAV perusahaan mencapai rekor tertingginya pada tahun 2022,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati