Nilai ekspor alas kaki bisa US$ 3,5 miliar



JAKARTA. Kinerja ekspor alas kaki tahun ini diperkirakan tak secerah tahun-tahun sebelumnya. Kenaikan upah buruh dan biaya produksi ditengarai mengakibatkan daya saing ekspor alas kaki nasional menurun. Belum lagi, kondisi ekonomi global masih belum stabil.

Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Asprisindo) Eddy Widjanarko memperkirakan, ekspor alas kaki tahun ini hanya akan mencapai US$ 3,5 miliar-US$ 3,6 miliar. "Angka ini tak jauh berbeda dengan realisasi ekspor tahun lalu yang sebesar US$ 3,5 miliar. Bisa mencapai angka itu saja sudah bagus," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (3/10).

Menurut Eddy, dampak kenaikan upah buruh dan biaya energi membuat ongkos produksi industri alas kaki meningkat. Tak hanya itu, impor bahan baku untuk alas kaki seperti bijih plastik dan kulit lembaran membengkak lantaran nilai tukar rupiah melemah.


Eddy bilang, kenaikan upah buruh sekitar 30% juga berdampak cukup besar pada kelangsungan industri alas kaki. Sebab, "Kenaikan upah tidak bisa diimbangi dengan kenaikan produktivitas. Sehingga, dampaknya begitu terasa bagi industri," ujarnya.

Sementara itu, nilai tukar rupiah yang melemah membuat produsen alas kaki harus membayar impor bahan baku dengan harga yang lebih mahal. Eddy memperkirakan, tahun ini, impor bahan baku untuk industri alas kaki bakal meningkat sekitar 10% ketimbang tahun lalu.

Sekretaris Jenderal Asprisindo, Binsar Marpaung menambahkan, hingga semester I-2013, nilai ekspor alas kaki mencapai US$ 1,9 miliar. Sebagai gambaran, pada periode yang sama tahun lalu, ekspor alas kaki mencapai US$ 1,8 miliar. Artinya, ekspor alas kaki pada paruh pertama tahun ini hanya tumbuh 5,5%

Pada paruh kedua tahun ini, Eddy memperkirakan pertumbuhan ekspor alas kaki akan lebih lambat ketimbang semester I-2013 lantaran siklus tahunan. Sayangnya, Eddy enggan membeberkan berapa perkiraan pertumbuhan ekspor alas kaki pada paruh kedua tahun ini. Yang jelas, "Kami masih optimistis ekspor tahun ini setidaknya sama seperti tahun lalu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi