JAKARTA. Kinerja ekspor alas kaki tahun ini diperkirakan tak secerah tahun-tahun sebelumnya. Kenaikan upah buruh dan biaya produksi ditengarai mengakibatkan daya saing ekspor alas kaki nasional menurun. Belum lagi, kondisi ekonomi global masih belum stabil. Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Asprisindo) Eddy Widjanarko memperkirakan, ekspor alas kaki tahun ini hanya akan mencapai US$ 3,5 miliar-US$ 3,6 miliar. "Angka ini tak jauh berbeda dengan realisasi ekspor tahun lalu yang sebesar US$ 3,5 miliar. Bisa mencapai angka itu saja sudah bagus," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (3/10). Menurut Eddy, dampak kenaikan upah buruh dan biaya energi membuat ongkos produksi industri alas kaki meningkat. Tak hanya itu, impor bahan baku untuk alas kaki seperti bijih plastik dan kulit lembaran membengkak lantaran nilai tukar rupiah melemah.
Nilai ekspor alas kaki bisa US$ 3,5 miliar
JAKARTA. Kinerja ekspor alas kaki tahun ini diperkirakan tak secerah tahun-tahun sebelumnya. Kenaikan upah buruh dan biaya produksi ditengarai mengakibatkan daya saing ekspor alas kaki nasional menurun. Belum lagi, kondisi ekonomi global masih belum stabil. Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Asprisindo) Eddy Widjanarko memperkirakan, ekspor alas kaki tahun ini hanya akan mencapai US$ 3,5 miliar-US$ 3,6 miliar. "Angka ini tak jauh berbeda dengan realisasi ekspor tahun lalu yang sebesar US$ 3,5 miliar. Bisa mencapai angka itu saja sudah bagus," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (3/10). Menurut Eddy, dampak kenaikan upah buruh dan biaya energi membuat ongkos produksi industri alas kaki meningkat. Tak hanya itu, impor bahan baku untuk alas kaki seperti bijih plastik dan kulit lembaran membengkak lantaran nilai tukar rupiah melemah.