KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya pada Oktober 2024 mencapai US$ 2,37 miliar. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor ini meningkat 70,90% month to month (mtm) bila dibandingkan bulan sebelumnya, dan secara tahunan meningkat 25,35% year on year (yoy). Adapun, ekspor ini memiliki kontribusi 10,25% terhadap total ekspor non migas Oktober 2024. Dalam laporan yang diterima Kontan, Jumat (15/11), Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, bila dilihat berdasarkan komoditas unggulan, ekspor non migas crude palm oil (CPO) dan turunannya mengalami peningkatan baik secara bulanan maupun tahunan. Baca Juga: Harga Minyak Goreng Curah Meroket, Kemendag: Momentum Masyarakat Beralih ke Minyakita Terkait peningkatan ini, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono mengatakan penyebab kenaikan nilai ekspor ini adalah karena harga CPO yang mengalami peningkatan beberapa waktu belakangan ditambah dengan permintaan yang juga meningkat. "Karena harga (CPO dan turunannya) memang lebih tinggi dan minyak nabati lain, kondisi stock berkurang karena produksi berkurang, sehingga permintaan minyak sawit meningkat," kata Eddy saat dihubungi Kontan, Selasa (19/11). Adapun, untuk target nilai ekspor CPO dan turunannya sepanjang tahun ini, Eddy menargetkan dapat menyentuh angka US$ 31 miliar. "Sampai akhir tahun nilai ekspor diperkirakan sekitar US$ 31 miliar," tambah Eddy. Adapun, jika dibandingkan dengan nilai ekspor sepanjang tahun lalu, Gapki mencatat nilai ekspor minyak kelapa sawit mencapai US$ 30,32 miliar dengan volume ekspor sebesar 32,22 juta ton.
Nilai Ekspor CPO dan Turunannya Capai US$ 2,37 Miliar, Gapki Sebut Pemicunya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya pada Oktober 2024 mencapai US$ 2,37 miliar. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor ini meningkat 70,90% month to month (mtm) bila dibandingkan bulan sebelumnya, dan secara tahunan meningkat 25,35% year on year (yoy). Adapun, ekspor ini memiliki kontribusi 10,25% terhadap total ekspor non migas Oktober 2024. Dalam laporan yang diterima Kontan, Jumat (15/11), Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, bila dilihat berdasarkan komoditas unggulan, ekspor non migas crude palm oil (CPO) dan turunannya mengalami peningkatan baik secara bulanan maupun tahunan. Baca Juga: Harga Minyak Goreng Curah Meroket, Kemendag: Momentum Masyarakat Beralih ke Minyakita Terkait peningkatan ini, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono mengatakan penyebab kenaikan nilai ekspor ini adalah karena harga CPO yang mengalami peningkatan beberapa waktu belakangan ditambah dengan permintaan yang juga meningkat. "Karena harga (CPO dan turunannya) memang lebih tinggi dan minyak nabati lain, kondisi stock berkurang karena produksi berkurang, sehingga permintaan minyak sawit meningkat," kata Eddy saat dihubungi Kontan, Selasa (19/11). Adapun, untuk target nilai ekspor CPO dan turunannya sepanjang tahun ini, Eddy menargetkan dapat menyentuh angka US$ 31 miliar. "Sampai akhir tahun nilai ekspor diperkirakan sekitar US$ 31 miliar," tambah Eddy. Adapun, jika dibandingkan dengan nilai ekspor sepanjang tahun lalu, Gapki mencatat nilai ekspor minyak kelapa sawit mencapai US$ 30,32 miliar dengan volume ekspor sebesar 32,22 juta ton.
TAG: