Nilai ekspor impor China melandai



BEIJING. Kegiatan ekspor impor China mengendur pada Juli 2017, bahkan lebih rendah dari proyeksi para analis. Kemarin, China melaporkan nilai ekspor dalam dollar AS naik 7,2%. Sementara nilai impor meningkat 11%.

Analis yang disurvei Reuters, sebelumnya,memperkirakan ekspor China bisa naik 10,9% secara tahunan pada Juli 2017 dan impor diperkirakan meningkat 16,6%. Nilai perdagangan China tersebut juga lebih dari bulan sebelumnya.

Pada Juni 2017, China melaporkan impor tumbuh 17,2% dan ekspor dalam dollar AS meningkat 11,3%.


Penurunan tersebut, menurut ekonom Capital Economics China Julian Evans Pritchard, karena efek dari aksi yang dilakukan para produsen untuk mendinginkan inflasi. Meski melambat, Rajiv Biswas, Kepala Ekonom IHS Markit Asia Pasifik mengatakan, momentum pertumbuhan perdagangan China masih memperlihatkan ekspansi kuat.

Neraca perdagangan China pada Juli 2017 mencapai US$ 46,74 miliar. Sementara surplus perdagangan China dengan Amerika Serikat (AS) tercatat US$ 25,2 miliar. Gara-gara surplus dagang China, hubungan dagang China dengan AS saat ini memang kurang harmonis.

Pada bulan sebelumnya, data pabean China menunjukkan China membukukan surplus dagang US$ 25,4 miliar dengan AS. Biswas mengatakan, ketegangan perdagangan AS dan China telah mereda setelah China mau bekerjasama dengan AS soal sanksi pada Korea Utara.

Data perdagangan China juga menyebut, jika dihitung dengan kurs yuan, ekspor China pada Juli 2017 naik 11,2% sementara impor tumbuh 14,2% dari tahun lalu. "Meskipun naik, pertumbuhan perdagangan sekarang tampaknya berada dalam tren menurun," ujar Pitchard.

Konsumsi domestik

Penurunan pertumbuhan impor sejak awal tahun ini menunjukkan konsumsi China dalam tren melemah. "Hambatan permintaan domestik karena adanya kebijakan membatasi kenaikan produksi. Kami memperkirakan perlambatan pertumbuhan impor masih akan berlanjut," ujar Pritchard seperti dikutip Reuters.

Pritchard menambahkan, penurunan pertumbuhan ekspor akan berefek positif bagi mitra dagang utama China.

Kepala Ekonom ANZ Banking Group Ltd di China Raymond Yeung seperti dikutip Bloomberg menambahkan data ekspor dan impor China masih fluktuatif. "Surplus perdagangan China benar-benar menuju ke level bawah jika dibandingkan dari tahun ke tahun," timpal Gai Xinzhe, analis Bank of China Institute of International Finance seperti dikutip Bloomberg.

Xinzhe menyebutkan, data terbaru itu memperlihatkan China sedang mencoba berunding dengan AS. "Jelas China dapat mengatakan telah melakukan banyak pekerjaan untuk menyeimbangkan hubungan dagang dan inilah jumlahnya," ujar dia.

Editor: Dupla Kartini